Rabu, 7 Juni 2023

GM DAMRI Surabaya: Kami Berdarah-darah Tanggung Biaya Perawatan Bus Listrik

- Sabtu, 1 April 2023 | 14:55 WIB
TUNGGU KEPASTIAN: Didik, petugas kebersihan DAMRI, membersihkan beberapa bus listrik hibah dari Kementerian Perhubungan. Bus listrik hingga kini masih berhenti beroperasi.  (Dipta Wahyu/Jawa Pos)
TUNGGU KEPASTIAN: Didik, petugas kebersihan DAMRI, membersihkan beberapa bus listrik hibah dari Kementerian Perhubungan. Bus listrik hingga kini masih berhenti beroperasi. (Dipta Wahyu/Jawa Pos)

JawaPos.com – Sebanyak 14 unit bus listrik berjejer rapi di halaman pul DAMRI di Jalan Jagir, Jumat (31/3). Armada yang pernah dipakai untuk mengantar jemput tamu peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali itu terlihat kinclong.

Kaca dan badan bus bagian luar mengkilap setelah dibersihkan dengan air sabun. ’’Hampir tiap hari kami bersihkan,’’ kata cleaning service Didik kepada Jawa Pos.

Kendaraan dengan warna dominan oranye itu masih ’’dikandangkan’’ sambil menunggu jadwal pengoperasian. Sejauh ini, belum ada kepastian kapan kendaraan ramah lingkungan itu beroperasi kembali.

Terakhir bus mengaspal pada 1 Januari lalu saat melayani rute Terminal Purabaya–Kenjeran Park (Kenpark). ’’Harapan kami ya segera dioperasikan lagi,’’ kata General Manager (GM) DAMRI Cabang Surabaya Yulianto.

Sejauh ini, alasan bus listrik belum beroperasi masih sama. Sebagai operator, pihak DAMRI masih menunggu pembaruan kontrak dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebagai pemilik armada.

’’Mengapa belum ada kontrak? Saya tidak tahu detailnya. Prinsipnya, kami masih menunggu,’’ sambungnya.

Yulianto menyatakan, meski tidak beroperasi, biaya perawatan 17 armada masih dalam tanggungan pihak DAMRI. Mulai perawatan harian seperti kebersihan bus hingga maintenance.

Pihaknya harus memastikan komponen kendaraan berfungsi dengan baik. Bus selalu di-charge untuk mengisi daya. Pengisian baterai juga diikuti dengan uji coba ke jalan raya secara berkala.

Anggaran juga timbul dari listrik. Sambungan listrik untuk mengisi daya baterai bus membutuhkan ongkos yang tidak sedikit. Walaupun tidak dioperasikan, pihak DAMRI tetap mengeluarkan biaya setiap bulan. Belum lagi pegawai dan teknisi.

’’Kami ini sudah berdarah-darah. Semua biaya operasional ditanggung DAMRI,’’ ungkapnya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap agar 17 bus listrik bisa segera dioperasikan lagi. Dia pun memastikan bahwa semua kendaraan sudah layak beroperasi.

Bagaimana soal kebutuhan charger station? Tempat pengisian daya bagian dari sarana vital yang sangat dibutuhkan kendaraan listrik. Sejauh ini, DAMRI sudah menyiapkan enam unit pengisian daya listrik di dua lokasi. Yaitu, di pul DAMRI sebanyak empat unit dan dua unit di Terminal Purabaya.

Menurut Yulianto, jumlah charger station sudah diperhitungkan dengan jumlah kendaraan. Satu unit pengisian daya, jelas dia, mampu men-charge 4 unit bus dalam kurun waktu 6–7 jam. (mar/c6/git)

Editor: Dhimas Ginanjar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ke Surabaya, Wajib Coba Kuliner Bebek Kanton

Selasa, 6 Juni 2023 | 20:11 WIB
X