JawaPos.com – Di tengah kemeriahan peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2021, masih banyak persoalan pendidikan yang belum bisa dituntaskan. Mulai dari persoalan mutu, tata kelola, sampai akses pendidikan. Kondisi ini kontras dengan anggaran pendidikan yang cukup besar.
Sorotan terhadap anggaran serta permasalahan pendidikan itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas (PTIC) Dodi Iswanto dalam rangka refleksi HGN 2021. ’’Peringatan HGN 2021 ini harus dijadikan Kemendikbudristek sebagai hari refleksi terhadap program dan penyerapan anggaran pendidikan,’’ katanya Kamis (25/11).
Dodi menuturkan anggaran pendidikan di dalam APBN 2021 mencapai sekitar Rp 550 triliun. Dari anggaran tersebut sekitar 14,8 persen atau senilai Rp 81,5 triliun yang dikelola Kemendikbudristek. Sebagian besar sisanya dikelola oleh daerah karena menjadi bagian dari dana transfer daerah.
Meskipun sebagian besar dana pendidikan ditransfer ke daerah, Dodi mengatakan dana yang dikelola Kemendikbudristek Rp 81,5 triliun itu bukan angka kecil. Dia menyayangkan dengan modal anggaran yang mencapai Rp 81,5 triliun tersebut, persoalan mendasar di sektor pendidikan belum bisa dituntaskan oleh pemerintah.
’’Persoalan paling mendasar itu seperti akses, tata kelola, dan mutu pendidikan yang masih rendah,’’ jelasnya. Dia menyarankan pemerintah pusat maupun daerah terbuka kepada publik. Bahwa anggaran untuk bidang pendidikan tersebut belum maksimal pengelolaannya. Sehingga manfaatnya belum dirasakan secara maksimal oleh masyarakat.
Peningkatan mutu pendidikan menjadi salah satu bagian yang disinggung Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dalam pidatonya di upacara peringatan HGN 2021. Nadiem mengatakan guru se-Indonesia menginginkan kesempatan yang adil untuk mencapai kesejahteraan yang manusiawi. Kemudian menginginkan akses teknologi dan pelatihan yang relevan serta praktis.
Kemudian para guru juga Ingin kurikulum yang sederhana. Kurikulum yang bisa mengakomodasi kemampuan dan bakat berbeda-beda setiap murid. Untuk mewujudkannya Nadiem mengatakan Kemendikbudristek sudah melakukan penyederhanaan kurikulum. ’’Penyederhanaan kurikulum sebagian salah satu kebijakan Merdeka Belajar berhasil melahirkan ribuan inovasi pembelajaran,’’ katanya. Inovasi ini diharapkan bisa meningkatkan mutu pendidikan.