Kawasan ini tak lagi sekadar menjadi gerbang masuk pendakian untuk menuju Gunung Semeru, tetapi telah bermetamorfosis menjadi salah satu desa wisata terbaik di Nusantara.
—
DULU, bagi wisatawan, terutama kalangan hiker (pendaki), nama Ranu Pani lebih familier sebagai titik awal untuk bertualang menaklukkan Mahameru, puncak tertinggi Gunung Semeru. Bahkan, tak sedikit yang mengira kawasan tersebut masuk wilayah Kabupaten Malang. Maklum, sebagian besar pendaki berangkat melalui Kecamatan Tumpang, Malang.
Nama Ranu Pani booming setelah peluncuran film 5 cm pada 2012. Lewat film yang dibintangi Fedi Nuril hingga Pevita Pearce itulah, kawasan tersebut makin dikenal luas. Bahkan hingga ke mancanegara. Ranu Pani merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten Lumajang. Tepatnya terletak di Kecamatan Senduro. Kini kawasan itu merupakan salah satu desa wisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Kawasan tersebut memang memiliki potensi wisata yang luar biasa. Di sana, terdapat tiga ranu (danau) yang eksotis. Terkenal dengan sebutan segitiga ranu. Yakni, Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo yang ada di lereng Gunung Semeru.
Akses menuju Desa Ranu Pani melalui Lumajang juga tak kalah menarik. Selain terkenal asri karena dikelilingi deretan pepohonan yang rindang, wisatawan bisa berkunjung ke wanawisata Siti Sundari di Desa Burno. Ragam potensi besar tersebut disadari Pemkab Lumajang.
Karena itu, sejak dua tahun terakhir, kawasan Ranu Pani ditata. Konsepnya diubah total. Bukan lagi objek wisata untuk menarik wisatawan khusus (pendaki), melainkan juga untuk wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam Ranu Pani. ’’Kami bangun infrastruktur yang mapan. Mulai jalan sampai sarana dan prasarana yang mumpuni,’’ kata Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang Yoga Pratomo.
Selain itu, kini sudah banyak pilihan objek wisata yang ditawarkan di Ranu Pani. Bagi yang ingin menikmati pemandangan, pengunjung bisa berkeliling ke area danau. Yang ingin berkemah juga bisa. Pengunjung bisa kamping di bibir Ranu Pani atau Ranu Regulo. Suasananya tak kalah asyik. Bahkan, jika beruntung, wisatawan bisa melihat langsung pelestarian adat istiadat yang masih dipegang erat masyarakat setempat, masyarakat suku Tengger.
Tak hanya itu, pengelolaan Ranu Pani itu juga disesuaikan dengan standar desa wisata. Selain melibatkan kelompok sadar wisata (pokdarwis) maupun badan usaha milik desa (BUMDes), konsep pemberdayaan masyarakat sudah diterapkan di sana.
Ikhtiar itu kini membuahkan hasil positif. Desa Ranu Pani masuk daftar 10 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.