Si kembar Zahra Fithriyah Muna dan Zahirah Salma Nuha berhasil lulus bersama sebagai mahasiswa Program Studi (Prodi) Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Mereka juga menjadi mahasiswa pertama yang lulus 3,5 tahun dengan predikat cum laude di prodi tersebut.
SEPTINDA AYU PRAMITASARI, Surabaya
SEBAGAI kembar identik, Zahra Fithriyah Muna dan Zahirah Salma Nuha selalu terlihat kompak di berbagai hal. Tidak terkecuali dalam menempuh pendidikan tinggi program sarjana. Keduanya berhasil diterima di Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan lulus bersama dalam kurun waktu hanya 3,5 tahun.
Zahra dan Zahirah juga membuktikan kemampuan mereka lulus dengan predikat cum laude (dengan pujian). Zahra lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,72 dan Zahirah dengan IPK 3,76.
’’Alhamdulillah, kami lulus dengan nilai cum laude. Sekarang masih ada sedikit revisi. Jadi, nilai akhir masih bisa sedikit berubah,” kata Zahirah bersama Zahra saat ditemui Jawa Pos di kantor Unit Komunikasi Publik (UKP) ITS, Rabu (25/1).
Putri pasangan Kurniawan dan Novi Rosmilasari itu mengaku sejak kecil memang suka menggambar.
Hobi menggambar tersebut juga didukung dan difasilitasi kedua orang tuanya. Hingga akhirnya, mereka diterima di Prodi DKV ITS.
Zahra dan Zahirah memang sudah terbiasa hidup secara disiplin. Sejak awal kuliah, keduanya memiliki rencana jangka panjang untuk bisa lulus lebih cepat dengan nilai cum laude. Jadi, mereka berusaha untuk bisa memaksimalkan SKS (satuan kredit semester) dengan cara mendapatkan IPK cum laude.
’’Selain memaksimalkan SKS, kami mengasah kualitas desain dengan mengikuti berbagai kompetisi di bidang desain,” kata Zahra.
Sederet prestasi di bidang desain pun telah diperoleh. Karya desain Zahra dan Zahirah pernah masuk 20 besar finalis animasi terbaik di Pergelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) 2020, juara harapan I nasional Gemastik 2021, serta juara I dan III Animakini 2021. ’’Setiap kompetisi kami berdua selalu ikut dalam satu tim,” ujarnya.
Tidak hanya aktif dalam kompetisi, Zahra dan Zahirah juga aktif di berbagai organisasi. Hal itu mengantarkan perempuan kelahiran 8 Februari 2001 tersebut mendapatkan predikat mahasiswa teraktif pada 2021.
’’Saya dan Zahirah selalu berusaha aktif di berbagai kegiatan bersama. Ya kuliah, ikut lomba, dan organisasi,” kata Zahra.
’’Menurut kami, aktif organisasi dan ikut kompetisi bisa menambah portofolio dan menguatkan skill,” imbuh mahasiswa asli Surabaya itu.
Dalam tugas akhirnya, Zahirah dan Zahra membuat karya motion comic sebagai media pembelajaran menarik bagi pelajar. Zahra membuat karya berjudul Sekawan Berpijar. Yakni, serial motion comic yang berfokus pada pemberian edukasi dan mempresentasikan keenam dimensi profil pelajar Pancasila sebagai edukasi anti-cyberbullying. Karya tersebut berdurasi 11 menit.
’’Sasaran motion comic saya adalah pelajar SMA/SMK sederajat,” ujar Zahra.
Sementara itu, Zahirah membuat karya motion comic berjudul Tapak Sena. Yakni, serial motion comic dengan topik edukasi food waste yang dikemas dengan bahasa dan penyampaian yang mudah dipahami serta cerita dekat dengan anak.
’’Target motion comic saya adalah anak-anak usia 9–12 tahun,” katanya.
Setelah lulus, Zahra dan Zahirah sepakat ingin melanjutkan kuliah pascasarjana di luar negeri. Keduanya bercita-cita menjadi animator dan pendidik (dosen).