Overload-nya fasilitas kesehatan memaksa ribuan orang positif Covid-19 menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah. Namun, kebanyakan desain rumah saat ini tak mendukung isoman yang efektif. Arsitek Yu Sing Lim mengembangkan desain rumah preventif terhadap berbagai kemungkinan.
—
GAGASAN itu berangkat dari pengalaman keluarganya. Istri Yu Sing sempat dinyatakan positif Covid-19 beberapa waktu lalu. Yu Sing dan anak-anaknya tidak sehingga mereka harus tinggal terpisah sementara. Untung, ada studio yang terpisah dari bangunan rumah utama dan bisa dimanfaatkan sebagai ruang isolasi. Sehingga mereka dapat tetap beraktivitas seperti biasa.
Yang dilakukan Yu Sing dan keluarganya itu bisa jadi sulit diterapkan orang lain yang huniannya tidak memiliki ruangan khusus atau bangunan terpisah. Melihat pandemi berkepanjangan, founder Studio Akanoma tersebut menakar bahwa desain rumah tinggal ke depannya berevolusi juga. Salah satu upaya preventif di masa depan jika ada lonjakan kasus seperti ini lagi dengan penyakit entah apa lagi namanya.
”Kalau bisa, sejak awal dimungkinkan ada pemisahan. Sehingga kalau nantinya ada anggota keluarga yang butuh isolasi, akan lebih mudah,” papar Yu Sing kepada Jawa Pos Senin (19/7). Dari situlah tercipta desain rumah berjuluk Rumah Mikro Covid-19. Ada dua tipe desain yang disiapkan. Satu untuk rumah baru, satu lagi untuk rumah existing.
Untuk rumah yang benar-benar baru, Yu Sing menyarankan ada bangunan tersendiri yang terpisah dari rumah utama. Konsep itu, jelas Yu Sing, sebenarnya sudah diterapkan di rumah-rumah tradisional Indonesia zaman dulu. Misalnya di Bali. Antara bangunan rumah utama dan dapur atau kamar untuk tamu dibuat berbeda.