Bukit Surowiti di Gresik dan Kisah Peti Emas yang Terkubur di Dalamnya

4 Februari 2023, 21:01:47 WIB

Sebelum ramai seperti sekarang, konon katanya Desa Surowiti dulu hanya sebuah bukit tak berpenghuni. Sebelum akhirnya Raden Seco memerintah warga Desa Selorongin pindah untuk hidup yang lebih baik.

DESA Selorongin dihuni beberapa keluarga yang dipimpin Suro Astono. Mereka hidup tenteram sebelum gerombolan perampok yang dipimpin Surogento bikin onar. ’’Lalu, seorang pengembara dari arah barat (Tuban) bernama Raden Seco alias Raden Said datang,’’ terang Kepala Desa Surowiti Sonhaji ketika ditemui pekan lalu.

Suro Astono mengeluh dan meminta bantuan kepada Raden Seco. ’’Raden Seco mau membantu asalkan diperbolehkan menetap sementara di desa itu,’’ lanjutnya. Ternyata Raden Seco berhasil menaklukkan gerombolan Surogento. Bahkan, mereka dibina dan menjadi sahabat Raden Seco beserta penduduk Desa Seloringin.

’’Sejak saat itu juga, Raden Seco memberi saran agar penduduk pindah dari desa itu. Menunjuk ke arah bukit. Ya Bukit Surowiti ini yang ditunjuk,’’ paparnya. ’’Surowiti ini dari nama Suro Astono Ingkang Miwiti. Sebab, Suro Astono yang memelopori pemindahan penduduk ke bukti ini,’’ tambah pria yang sudah jadi kepala desa sejak 1998 tersebut.

Raden Seco kembali berkelana. Tapi, sebelum itu, Raden Seco menyebarkan dakwah Islam ke penduduk desa. Suro Astono pun akhirnya menjadi pemimpin agama Islam di desa itu.

Kemudian, Raden Seco kembali lagi ke Surowiti sambil membawa tongkat bambu. Dia mendapat tugas dari seorang guru bernama Sunan Bonang.

Dia diminta menjaga tongkat tersebut sambil menjaga aliran sungai di bawah kaki Bukit Surowiti. ’’Dia baru berhenti ketika Sunan Bonang datang,’’ ungkapnya. Bertahun-tahun dia menjalankan tugasnya hingga bambu itu tumbuh rimbun. ’’Sampai akhirnya Sunan Bonang datang dan mengatakan bahwa Raden Seco lulus dari ujian pertama,’’ bebernya.

Tugas kedua diberikan. Raden Seco diminta menggali lubang, lantas dia dikubur hidup-hidup di Bukit Surowiti. ’’Ternyata lulus juga, akhirnya Raden Seco dilibatkan dalam tim dakwah wali, jadilah Sunan Kalijaga itu,’’ tegasnya.

Setelah disibukkan dengan dakwah Islam ke seluruh pelosok Nusantara, Sunan Kalijaga kembali ke Surowiti. Dia kembali mendapat tugas untuk menyiapkan sebuah wadah politik para wali. ’’Memanfaatkan turunnya Kerajaan Majapahit, wadah politik itu nanti berdiri di Jawa Tengah. Di Demak, ya itu jadi cikal bakal Kerajaan Demak,’’ tuturnya.

Cikal bakal itu dimulai dengan direkrutnya seorang dermawan kaya raya bernama Raden Bagus Mataram. Lalu, juga seorang mata-mata dan pembuat senjata andal milik Kerajaan Majapahit bernama Empu Supo. Keduanya pun diboyong ke Surowiti untuk merumuskan Kerajaan Demak.

’’Para wali sering bersidang di Surowiti untuk merumuskan Kerajaan Demak. Jadi ya sampai sekarang, kami masih sering melihat Wali Sanga sidang di Bukit Surowiti ini pada hari-hari tertentu,’’ kata pria asli Surowiti tersebut.

Soal kabar tentang pesugihan di Surowiti, Sonhaji menduga karena banyak harta yang dibawa Raden Bagus Mataram ke Surowiti. Saat itu, ada tujuh peti emas yang dibawa naik ke bukit. Empat peti dipakai untuk mendirikan Kerajaan Demak, sisanya terkubur di Bukit Surowiti. ’’Akhirnya dari generasi ke generasi, yang awalnya terbentuk opini bukti Surowiti tempatnya wong sugih (orang kaya, Red), ke sini-sini berubah jadi tempat orang yang mau sugih,’’ paparnya.

Saat ini di Desa Surowiti ada tiga makam. Satu makam Raden Bagus Mataram, lalu Empu Supo. ’’Dan terakhir itu makam Sunan Kalijaga,’’ kata Sonhaji, lantas tersenyum.

Dia tidak mau berdebat soal kebenaran makam Sunan Kalijaga. Sebab, banyak yang menyebut makam Sunan Kalijaga saat ini berada di Demak.

’’Tapi, di sana tidak ditemukan peninggalannya, di sini ada kitab kuno yang ditulis langsung oleh Sunan Kalijaga,’’ ucapnya sambil menunjukkan kitab yang dimaksud. Kitab itu terbuat dari kulit. Ada tulisan Arab gundul berbahasa Jawa yang menceritakan salat lima waktu. Juga tentang keislaman.

’’Di sini juga ada Gua Langsih, tempat dulu Sunan Kalijaga bertapa. Beliau hanya keluar dari gua untuk mengajar pada Senin dan Kamis,’’ tuturnya. Karena itu juga, situs makam Sunan Kalijaga di Desa Surowiti hanya dibuka pada Senin dan Kamis.

Editor : Dhimas Ginanjar

Reporter : rid/c7/any

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads