Sabtu, 3 Juni 2023

Indonesia 1945

- Minggu, 14 Agustus 2022 | 11:13 WIB
ILUSTRASI BUDIONO/JAWA POS
ILUSTRASI BUDIONO/JAWA POS

Indonesia 1945


Aku memanggil ingatan, matahari tergambar lalu pergi ke pulau-pulau, menutup seluruh pengaduan. Mereka lepaskan segala identitas, tak ada lagi keluh, hingga semua tak bisa menutup niat. Kepadaku hanya ada pasrah, menunjukkan gigih, bahkan tangan-tangan mereka selalu terkepal untuk menyembunyikan luka.

 

Aku telah menaruh rantai pada pulau-pulau yang dihargai karena berbeda. Telapakku diam di wilayah yang bergerak. Aku mendengar laporan ada beberapa pulau telah menjadi tempat istirahat, orang-orang dewasa pergi dengan cita-cita luhur. Aku menyaksikan di antara mereka terbelenggu, bahkan dibui sampai mati.

 

Sebagian di antara mereka menjelaskan kepadaku mengapa tiang-tiang bendera tak pernah lurus, suka mengejek masa silam hingga mulut mereka mencibir, lalu muncul satu pernyataanku, ’’mereka adalah begundal yang lebih memilih repetisi kemudahan.’’

 

Aku belum terbiasa dengan riuh kuasa yang menjadi penyebab munculnya kotoran, mereka tak peduli pada jalan-jalan terjal dan karenanya ada orang-orang pulau diusir sebagai pesakitan. Pulang-pulang membawa rindu pada sabda yang mereka bangun bahwa aku adalah Indonesia 1945. Aku sedang menawarkan wajah lain, dengan begitu mereka seharusnya tahu tentang pengertian dari jalan lurus.

 

Karanganyar, 2022

---

Merawat Iktikad


Kakimu berpijak melintasi batas untuk meniti pesan yang disalah mengerti, pun jika tak ada panggilan akrab, tapi kau tak mau jatuh dalam kekelaman jagat, lalu kautinggalkan selisih di pintu belakang, berharap kesialan akan memperbaiki laku.

 

Ketika waktu tidak segera berpihak lalu menambah beban dan luka baru, kau lebih memilih tinggal di ceruk kalam, memilah tempat yang patut kaupelajari, menyadari perihal perjuangan yang dipinggirkan, kauwujudkan dalam pelukan pertiwi dengan memperhatikan risau perihal tanah.

 

Segala jenis senyum kaurawat pada setiap pertemuan bertema kehilangan, mengurainya menjadi lumbung benih, simbol pemulihan atas pengkhianatan yang kelak mewujud tunas ikhtiar hingga menjadi pesan menundukkan kepala dan membuat lubang pengertian.

 

Batu-batu hitam menjadi bahan serapan untuk melepas gelisah dan merawat iktikad, agar sikap tak jatuh dalam derita lebih gelap demi menghidupi keberkahan semesta.

 

Karanganyar, 2022

---

Sisi Lain Merdeka


ketika negara dijajah pelancong

yang bilang akan memberi roti

beberapa pejuang tidak menyadari

ada satu peluru melubangi cita-cita

 

di waktu-waktu setelahnya

negara gemar membuat aturan

perihal pencarian relawan

untuk menanggung segala tuntutan

 

di cerita lain cucu petani resah

mengapa orang-orang lupa dasar negara

sementara petani sedang mengisi

kemerdekaan dengan tangisan

 

ular-ular tak lagi membelit tikus

ia lebih suka keluar dari gua

berdiam diri di kulit-kulit pemberani

ada yang bilang itu bermakna ganda

akibat munculnya kata merdeka

 

saat petani tak bisa menanam padi

tikus-tikus terus bergerak

sembari menghafal relasi

guna dipakai titik temu

untuk menyelamatkan diri

 

Karanganyar, 2022

---

YUDITEHA

Pendiri Komunitas Kamar Kata. Buku puisi terbarunya Kamus Kecil untuk Pendosa (2022).

Editor: Ilham Safutra

Tags

Terkini

Oktober

Minggu, 28 Mei 2023 | 07:30 WIB

Kupu-Kupu

Minggu, 21 Mei 2023 | 12:09 WIB

Perayaan Rekaan Ulang Tahun

Minggu, 14 Mei 2023 | 09:19 WIB

Ruang Jam Tiga Pagi

Minggu, 7 Mei 2023 | 09:25 WIB

Sajak Poster Film

Sabtu, 29 April 2023 | 19:00 WIB

Sahur Terakhir

Minggu, 16 April 2023 | 07:00 WIB

Aku Pergi pada Musim Hujan

Sabtu, 8 April 2023 | 19:00 WIB

Lanskap Gus Mus

Sabtu, 25 Maret 2023 | 21:49 WIB

Elegi Seorang Ayah yang Dilanda Sakit Tua

Sabtu, 18 Maret 2023 | 17:17 WIB

Fayakun

Minggu, 12 Maret 2023 | 10:04 WIB

Adegan Keluarga

Minggu, 5 Maret 2023 | 08:47 WIB

Selepas Huru-hara

Sabtu, 25 Februari 2023 | 19:17 WIB

Galahku Janur Kuning

Minggu, 19 Februari 2023 | 10:20 WIB

Apakah Melahirkan Nikmat?

Minggu, 12 Februari 2023 | 10:21 WIB

Hujan Hanya Turun

Minggu, 5 Februari 2023 | 13:33 WIB

Sajak: Cianjur Bermula, Satu Kali Lagi

Minggu, 29 Januari 2023 | 09:30 WIB

Sajak: Hujan di Hari Imlek

Minggu, 22 Januari 2023 | 07:30 WIB

Lusan

Minggu, 15 Januari 2023 | 06:01 WIB

Lidah Susi dalam Beberapa Sisi

Minggu, 8 Januari 2023 | 10:44 WIB

Yesus dan Maria di Surga

Minggu, 25 Desember 2022 | 10:09 WIB
X