JawaPos.com – Maroko adalah sensasi di Piala Dunia kali ini. Dari lima laga, mereka hanya sekali kebobolan.
Selain itu, tim asuhan Walid Regragui tersebut sudah mengalahkan tiga tim top Eropa. Belgia (28/11), Spanyol (7/12), dan Portugal (10/12).
Selain piawai menang di waktu normal seperti mengalahkan Belgia dan Portugal, kemenangan atas Spanyol melalui adu penalti jadi sorotan.
Nah, pada semifinal kontra Prancis dini hari nanti, potensi laga yang akan ditentukan melalui tos-tosan juga cukup besar. Kiper Maroko Yassine Bounou dan kiper Prancis Hugo Lloris bakal pegang peranan utama.
Bono –sapaan Bounou– banjir pujian ketika menggagalkan dua dari tiga eksekutor Spanyol. Dia diyakini lebih siap menghadapi adu penalti daripada Lloris yang belum sekali pun mengalaminya pada Piala Dunia kali ini.
’’Kami senang dengan apa yang telah kami lakukan sejauh ini. Tapi, seiring berjalannya waktu, kami akan menyadarinya (bahwa perjuangan belum selesai, Red),’’ ujar Bounou yang merupakan imigran asal Kanada seperti dilansir Arab News.
Lloris memang layak insecure terhadap Bounou jika laga harus berlanjut ke adu penalti. Sebab, pengalaman Lloris menghadapi adu penalti pada level internasional berakhir getir.
Itu terjadi pada 16 besar Euro 2020 tahun lalu kontra Swiss. Langkah Les Bleus harus kandas dengan kekalahan 7-8 di babak tos-tosan. Ironisnya, kala itu penjaga gawang Tottenham Hotspur tersebut tidak melakukan penyelamatan sama sekali.
Selain adu penalti, Lloris jeblok ketika dihadapkan pada penalti ’’reguler’’. Contoh terbaru ketika melawan Inggris pada perempat final (11/12). Kala itu, kapten Inggris Harry Kane mendapat dua hadiah penalti.
Yang pertama sukses menjebol gawang Lloris. Sementara itu, yang kedua gagal lantaran sepakan Kane melambung jauh di atas mistar gawang Lloris. Bukan dari penyelamatan kiper 36 tahun itu.
Sedangkan Bounou, dari dua kali menghadapi adu penalti bersama Maroko, salah satunya berhasil dimenangi dan itu melawan La Furia Roja –julukan Spanyol.
Keistimewaan kiper 31 tahun itu juga terlihat ketika menghadapi penalti di luar babak tos-tosan. Total, di antara tujuh penalti yang dihadapinya sepanjang 2022, dua berhasil digagalkan.
Sementara itu, penyelamatan penalti kali terakhir yang dilakukan Lloris adalah ketika melawan Swiss tahun lalu. Kala itu, dia menggagalkan eksekusi Ricardo Rodriguez.
Namun, yang diingat dari laga itu adalah kegagalannya pada adu penalti. Tahun ini Lloris total menghadapi empat penalti dan semua gagal dimentahkannya.
’’Prancis kontra Maroko adalah pertempuran antara dua tim yang sama-sama kuat dan berbakat. Tetapi, memiliki tujuan khusus yang sama; lolos ke final,’’ ujar Lloris diplomatis seperti dilansir Mirror.