Tempat Tidur Pasien Covid-19 RS Rujukan di Jogjakarta Masih Cukup

22 November 2022, 07:11:27 WIB

JawaPos.com–Tempat tidur dari sejumlah rumah sakit rujukan untuk perawatan pasien Covid-19 di Kota Jogjakarta hingga saat ini masih mencukupi. Rata-rata keterisian sekitar 20 persen.

”Pada Minggu (20/11), keterisian tempat tidur, baik untuk perawatan isolasi maupun intensif justru sedikit turun,” kata Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan Kota Jogjakarta Okto Heru Santosa seperti dilansir dari Antara di Jogjakarta.

Berdasar data Dinas Kesehatan Kota Jogjakarta pada Minggu (20/11), keterisian tempat tidur perawatan intensif turun dari 25 persen menjadi 15 persen atau terisi enam tempat tidur dari total 40 tempat tidur yang disiapkan. Sedangkan tempat tidur isolasi turun dari 31,91 persen menjadi 29,79 persen atau terisi 70 tempat tidur dari 235 tempat tidur yang disiapkan.

Meskipun demikian, lanjut dia, grafik bed occupation rate (BOR) untuk perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan di Kota Jogjakarta masih fluktuatif terhitung sejak bulan sebelumnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jogjakarta Emma Rahmi Aryani menyebut, sudah melayangkan surat edaran kepada seluruh rumah sakit untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kenaikan kasus Covid-19.

”Puncak kenaikan kasus diperkirakan terjadi pada Desember atau awal Januari sehingga rumah sakit perlu meningkatkan kewaspadaan,” terang Emma Rahmi Aryani.

Kewaspadaan tersebut di antaranya diwujudkan dengan menambah jumlah tempat tidur untuk perawatan pasien Covid-19 dan sejak pekan lalu, jumlah tempat tidur untuk isolasi mulai ditambah. Sejumlah rumah sakit di Jogjakarta yang menjadi rujukan perawatan Covid-19 di antaranya RS Jogja, RS Pratama, RS Panti Rapih, RS Bethesda, RS PKU Muhammadiyah, RS Siloam, dan RS Soetarto.

Shelter isolasi yang memanfaatkan Rumah Susun Sewa Bener di Kecamatan Tegalrejo juga tetap dioperasikan untuk perawatan pasien yang tidak dapat menjalani isolasi mandiri.

”Saat ini, asal penularan sudah sulit diketahui karena mobilitas masyarakat sangat tinggi. Sebagian besar kasus ditemukan saat masyarakat mengakses layanan kesehatan,” ucap Emma Rahmi Aryani.

Dia mengingatkan masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan sebagai langkah mencegah penularan kasus. Secara keseluruhan, Kota Jogjakarta tetap berada pada zona kuning atau memiliki risiko penularan rendah.

Meskipun demikian, pada pekan ini terdapat dua kelurahan yang masuk dalam kategori zona oranye atau memiliki risiko penularan sedang. Kedua kelurahan tersebut adalah Panembahan dan Terban, sedangkan 41 kelurahan lain berada di zona kuning dan dua kelurahan tidak terdeteksi kasus yaitu di Brontokusuman dan Giwangan.

Editor : Latu Ratri Mubyarsah

Reporter : Antara

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads