Transformasi Ikan Cupang: Dulu Recehan, Sekarang Jutaan

Dari Ikan Aduan Menjadi Ikan Hias dan Kontes
23 Agustus 2020, 20:15:22 WIB

SEPULANG sekolah, Rizal Hamzah tak lantas melepas seragamnya. Bocah kelas IV SD tersebut malah bergegas ke kamarnya. Menuju pinggiran jendela, tempat tiga botol kaca bekas minuman berdiri berderet. Di sanalah tiga betta, ikan kesayangannya, berada.

Di sela-sela botol disisipi kertas bekas kalender. Rizal lalu membuka salah satu kertas penyekat botol itu. Begitu ikan mungil yang lebih populer disebut cupang tersebut bertemu pandang, terbukalah cuping insangnya.

Tak berapa lama setelah itu, terdengar suara panggilan dari luar rumah. ”Zaal…Rizal..!” Rizal langsung menyahut botol yang berada di tengah. Botol yang berisi cupang paling agresif. Sebelum menemui temannya, Rizal mampir ke dapur, mengambil baskom milik ibunya.

Di antara tiga teman yang datang, salah satunya sudah menenteng botol yang berisi cupang jagoannya. Tanpa ba-bi-bu lagi, Rizal memindahkan cupangnya ke dalam baskom. Duel dimulai. Aturannya gampang. Cupang yang paling cepat melarikan diri setelah berduel yang kalah.

Dua puluh lima tahun berlalu, Rizal kini sudah memiliki anak seumuran siswa kelas IV SD. Dia berencana mengajari sang putra memiliki rasa tanggung jawab dengan membelikannya hewan peliharaan.

Dibukalah beberapa situs jual beli untuk mencari referensi. Rizal kaget. Harga ikan cupang yang terpampang di sana di luar prediksinya. Dia ingat betul, di era 1990-an ikan cupang dibelinya dari paklik-paklik yang berdagang di depan sekolah dengan harga Rp 250-Rp 1.000. Tapi, sekarang harganya sudah ratusan ribu sampai jutaan rupiah.

Transformasi Ikan Petarung Menjadi Ikan Kontes

Seiring berjalannya waktu, persilangan berbagai jenis betta menghasilkan varietas yang kian beragam. Baik bentuk, corak, maupun warnanya. Penghobi ikan hias asal Surabaya Edwin Marsetio Suwardi mengatakan, dalam beberapa tahun belakangan terjadi pergeseran minat terhadap betta fish. Tidak lagi dilihat sebagai ikan receh. ”Keindahannya sudah setara dengan ikan hias lain, bahkan lebih diminati,” ujarnya.

Pelopor eksporter cupang asal Surabaya itu mengatakan, dulu ikan yang masuk kategori bagus cukup memiliki postur tubuh kekar dan gigi kuat. Tetapi, sekarang, dengan jenis yang lebih beragam, orang-orang berlomba mencari yang terbaik. ”Mereka berburu keindahan (perpaduan warna sisik, ekor, dan sirip) dan ciri khas tertentu yang dimiliki ikan,” ujar pemilik Betta House Surabaya itu.

Dulu orang mengenal cupang hanya dari warna dominan gelap. Kemudian semburat warna kombinasi merah-hijau-biru. Tetapi, sekarang warna hibrida sedang menjadi tren. Sudah banyak yang memiliki lebih dari tiga warna. ”Karakter ikan yang kalem, ditambah perawatan yang gampang, membuat ikan cupang tidak pernah turun pamor. Bahkan cenderung naik terus,” ujarnya. Dalam satu tahun, biasanya akan muncul jenis baru. Kemudian menjadi patokan baru ikan cupang yang bagus.

Sebelum 2014, warna-warna klasik masih mendominasi. Misalnya, badan hitam dengan kombinasi warna merah-biru-hijau. Kemudian, ramai betta warna solid, yakni hanya memiliki satu warna. ”Nah, khusus jenis ini hampir tidak pernah kehilangan peminat sampai sekarang. Dari segi harga juga meningkat terus,” ujar pria 28 tahun itu.

MAKIN BERAGAM: Beberapa koleksi ikan milik Edwin, Giant White Mask (kiri) dan Giant Multicolor (kanan) yang banyak diminati pasar dalam negeri maupun ekspor. (Robertus Risky/Jawa Pos)

Tren terus bergerak. Lahir makin banyak cupang dengan warna kombinasi hasil persilangan antara jenis ikan lokal maupun dari negara lain. Seperti Thailand, Filipina, Malaysia, hingga Vietnam. Dua tahun terakhir, yang banyak dicari adalah gordon dan blue rim. Jenis gordon memiliki warna khas metalik yang berkilau. Sementara itu, blue rim memiliki warna solid putih dengan kombinasi biru di sepanjang tepi siripnya.

Mudahnya perawatan betta, bahkan untuk kalangan anak-anak, membuat makin banyak orang yang berminat membudidayakan dan menjadikannya bisnis serius. Edwin sudah memulainya pada 2011. Awalnya, dia hanya memelihara. Kemudian mulai belajar cara budi daya. Hingga belajar menjadikannya komoditas ekspor yang menggiurkan. Edwin membanderol ikannya Rp 100 ribu–Rp 1,5 juta. ”Pernah juga menjual hingga Rp 4 juta,” katanya. Keragaman warna turut memperluas pangsa pasar betta hingga mancanegara. Mulai Asia, Amerika, hingga Timur Tengah.

Sukses mengembangkan berbagai jenis cupang unggulan, Edwin pun dipercaya sebagai juri di berbagai kontes. ”Motif atau pattern, kesempurnaan postur ikan (mencakup ekor, sirip, dasi, sampai mental beraninya, Red) juga masuk dalam kategori penilaian,” ujar Edwin.

TENTANG BETTA FISH

Nama Latin: Betta splendens

Nama lokal: Cupang, ikan tarung atau aduan

Jenis betta fish: Plakat, giant, halfmoon, double tail

Tren Corak Betta Fish dari Tahun ke Tahun

Sebelum Periode 2014

  • Klasik (kombinasi dua warna, biru-hijau, merah-hijau, biru-merah)
  • Multicolor (kombinasi tiga warna dasar cupang saja seperti biru-hijau-merah)
  • Solid (satu warna)

2014–2016

  • Koi, warna mirip ikan koi, dominan merah atau putih dengan belang hitam-merah-putih.
  • Fancy, perpaduan banyak warna. Biasanya lebih dari tiga warna, putih-biru-merah, putih-oranye-merah, kuning-biru-putih, dll. Jenis ini pengembangan dari betta fish marble klasik.

2017

  • Nemo, seperti karakter di film Finding Nemo. Berwarna oranye-putih, oranye-hitam, atau oranye-merah.
  • Leopard, memiliki corak warna yang tidak beraturan, berupa garis atau bintik-bintik khas. Misalnya oranye-merah, kuning-merah, dll.

2018

  • Avatar, memiliki warna dasar badan hitam. Lalu, ada warna metalik di area mata, bagian kepala, dan badan. Biasanya totol-totol biru metalik.

2019–sekarang

  • Gordon, mirip jenis avatar, tapi warna metalik lebih beragam seperti emas atau tembaga.
  • Blue rim, memiliki warna dasar badan putih. Ada warna khas biru di sepanjang siripnya.

Editor : Dhimas Ginanjar

Reporter : gal/c11/cak

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads