Selasa, 6 Juni 2023

Rawon Tertulis di Prasasti Taji Ponorogo

- Senin, 4 April 2022 | 06:12 WIB
Menikmati rawon di tengah sawah memberikan sensasi kenikmatan yang berbeda (Darmono/Jawa Pos Radar Malang)
Menikmati rawon di tengah sawah memberikan sensasi kenikmatan yang berbeda (Darmono/Jawa Pos Radar Malang)

RAWON adalah masakan khas Jawa Timur (Jatim). Bahkan, setiap daerah di provinsi tersebut punya ciri masing-masing. Ada yang menonjol pada warna kuahnya, potongan dagingnya, sampai menu pelengkapnya. Rawon Nguling pun demikian. Rawon Nguling dikenal dengan irisan dagingnya yang besar-besar. Selain itu, pilihan lauk tambahannya cukup beragam.

Dwi Kristiastuti, pakar kuliner Nusantara sekaligus dosen Tata Boga Universitas Negeri Surabaya (Unesa), menyebut rawon sebagai kuliner warisan nenek moyang.

Tepatnya dari Kerajaan Majapahit. Itu bahkan tertulis pada Prasasti Taji yang ditemukan di Ponorogo.

Dalam prasasti tersebut, ada tulisan yang merujuk pada beberapa menu makanan. Salah satunya adalah rawon. Di sana tertulis sebagai rerawwan. Deskripsinya adalah masakan berkuah hitam dengan aneka rempah dan tentunya keluwek. ”Dulu mungkin masih menggunakan daging hasil buruan,” kata Dwi kepada Jawa Pos pada Desember lalu.

Dia menjelaskan, prasasti yang dikeluarkan sekitar 901 Masehi itu menyinggung kemunculan rawon mula-mula. Sejak lama, setiap daerah memang memiliki ciri khas masing-masing. Sebab, mereka mengembangkan menu tersebut dengan mengadaptasi lingkungan dan kebiasaan sekitarnya. Juga, menyesuaikannya dengan karakteristik rasa setiap wilayah.

Rawon Nguling, menurut Dwi, dikenal istimewa karena potongan dagingnya yang jumbo. Apalagi, ada banyak tambahan lauk yang menambah lezat cita rasa rawon. Sebut saja empal, perkedel kentang, tempe, dan jeroan. Namun, daerah lain belum tentu menghadirkan rawon dengan standar seperti itu. Ada juga rawon yang dagingnya diiris tipis.

Keberadaan rawon di Jatim tidak terlepas dari melimpahnya keluwek di wilayah tersebut. Pengolahan keluwek sebagai bumbu masakan pun berbeda-beda. Meski sama-sama berada di Pulau Jawa, penampakan keluwek di Jatim dan Jogjakarta akan berbeda. ”Bumbu ini banyak juga di luar Jatim. Hanya penggunaannya yang beda. Di sini keluwek diperam sampai hitam dan berminyak dulu,” terang Dwi.

Editor: Ilham Safutra

Tags

Terkini

Ucok Durian Bikin Dua Presiden Kesengsem

Senin, 2 Mei 2022 | 11:48 WIB
X