JawaPos.com–Indonesia menjadi tuan rumah Kejuaraan Tenis Meja Asia ke-24. Event tersebut bakal digelar di GOR Among Rogo, Jogjakarta, pada 15-22 September mendatang. Para pemain top dari negara-negara hebat tenis meja seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan hadir.
Sebab, ajang ini merupakan bagian dari kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Indonesia bakal menurunkan 10 atlet. Terdiri dari lima pemain putra dan lima putri. Antara lain Fikri Faqih Fadilah dan Rafanael Nikola Niman (putra), serta Siti Aminah dan Tyas Syahrani. Rata-rata masih junior. Mereka akan diterjunkan dalam tujuh nomor pertandingan. Yakni beregu putra, beregu putri, tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.
Tidak ada target khusus yang dicanangkan PP PTMSI terhadap para atlet tersebut. Sebab, semuanya merupakan pemain junior. Rafanael misalnya, masih 15 tahun. Fikri bahkan belum genap 14 tahun. Di sektor putri, Siti masih 16 tahun. Sedangkan Tyas baru berusia 13 tahun.
Ketua Umum PP PTMSI Oegroseno menyebut, hal ini dimaksudkan untuk mempercepat regenerasi.
”Negara-negara lain juga sudah banyak menerjunkan atlet muda. Jepang malah menurunkan pemain umur 15 tahun di kejuaraan dunia,” ungkap Oegroseno ketika ditemui Jawa Pos di FX Sudirman, Senayan, kemarin. ”Makanya kita juga harus begitu. Senior sudah tidak main. Tapi saya yakin mereka tidak akan mengecewakan kita sebagai tuan rumah,” lanjut dia.
Kejuaraan Asia ini sekaligus akan dijadikan sebagai try out bagi para atlet pelatnas untuk menambah jam terbang menuju SEA Games 2019. Pelatnas tenis meja baru berjalan sekitar dua pekan. Padahal target yang dibebankan pada mereka cukup tinggi. Yakni satu emas, satu perak, dan empat perunggu.
Hanya saja, persiapan cabor ini terganggu oleh pendanaan dari Kemenpora yang belum cair hingga saat ini. Penyebabnya adalah dualisme dalam kepengurusan PP PTMSI. ”Makanya langsung diturunkan semua sekarang. Seharusnya, sebelum Kejuaraan Asia, mereka training camp dulu di Tiongkok. Tapi MoU dengan Kemenpora belum beres,” papar mantan wakapolri itu.
Di sisi lain, para bintang top tenis meja dunia sangat bersemangat terjun di Jogjakarta. Salah satunya, Ding Ning, pemilik emas Olimpiade 2016 Rio dan tiga kali juara dunia. Sementara di kejuaraan Asia, dia menjadi juara edisi 2009.
Tentu, dia berambisi mengulang sukses satu dekade lalu. Sudah pasti banyak yang ingin menjegal ambisi itu. Misalnya dari rekan senegaranya, Chen Meng, serta rising star asal Jepang, Miu Hirano. Pemain 19 tahun itu adalah juara edisi 2017.
Pemain Indonesia di Kejuaraan Tenis Meja Asia 2019
Putra
Syahrizal N.A. Mamonto, lahir: 29 April 2001
Arfan Seina Pramudya, 2 Juli 2001
Hafidh Nuur Annafi, 21 Maret 2004
Rafanael N. Niman, 22 Mei 2004
Rifki Faqih Fadilah, 14 November 2006
Putri
Tyas Syahrani, 27 April 2006
Siti Aminah, 24 Juni 2003
Novida Widarahman, 22 November 2005
Isna S. Khalif Ilma, 14 Maret 2002
Gading P. Az Hari, 25 Oktober 2001