Jawapos.com – Masifnya kegiatan pendakian gunung selama beberapa tahun terakhir berdampak pada jumlah volume sampah yang dihasilkan.
Mendaki gunung memang sudah bergeser menjadi gaya hidup, namun sayangnya hal ini tidak dibarengi dengan etika dan pengetahuan yang cukup saat bergiat di alam bebas.
Trashbag Community (TC), salah satu komunitas peduli sampah gunung dan hutan Indonesia menyebut pada kegiatan operasi bersih yang bertajuk Sapu Jagad, setidaknya ada empat ton sampah yang berhasil dikumpulkan dari 17 titik gunung pada Agustus 2017 lalu.
“Dari kegiatan Sapu Jagad terjadi peningkatan hampir 20 persen volume sampah dari kegiatan sebelumnnya,” kata Ketua Umum Trashbag Community, Jeki kepada JawaPos.com di Jakarta, Rabu (21/2).
Pihaknya mencatat sebagian besar sampah yang dihasilkan berupa sampah plastik 37 persen, botol plastik 15 persen, kain 10 persen, kaleng 8 persen, tisu basah 8 persen, beling 6 persen, puntung rokok 4 persen, dan lain-lain.
Jika ditotal jumlah sampah yang didapat dari 17 gunung tersebut adalah 3.317,6 kilogram atau setara 3,3 ton sampah.
“Tiap gunung (jumlah volume sampahnya) berbeda-beda. Untuk gunung-gunung favorit jika tidak ada upaya pengurangan maka volumenya bisa terus bertambah signifikan,” jelasnya.
Adapun, dari data yang didapatkan JawaPos.com tercatat 17 gunung yang dilakukan aksi bersih, di antaranya
1. Gunung Talang, Sumatera Barat sebanyak 301,5 kg
2. Taman Nasional Kerinci Seblat, Jambi 145,3 kg
3. Gunung Pulosari, Banten 324 kg
4. Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat 696 kg
5. Taman Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat 88 kg
6. Gunung Cikuray, Jawa Barat 272,2 kg
7. Gunung Slamet, Jawa Tengah 249 kg
8. Gunung Sindoro, Jawa Tengah 73 kg
9. Taman Nasional Gunung Merbabu, Jawa Tengah 52,1 kg
10. Gunung Lawu, Jawa Tengah 42 kg
11. Gunung Penanggungan, Jawa Timur 67 kg
12. Gunung Welirang , Jawa Timur 182 kg
13. Gunung Batur, Bali 114 kg
14. Taman Nasional Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat 146 kg
15. Gunung Serang, Kalimantan Barat 21 kg
16. Taman Nasional Lorelindu (Gunung Nokilalaki), Sulawesi Tengah 279,5 kg
17. Gunung Bawakaraeng, Sulawesi Selatan 265 kg.