Jumat, 31 Maret 2023

Waspada 6 Penyakit Akibat Asap dan Debu Vulkanik, ini Cara Mencegahnya

- Minggu, 5 Desember 2021 | 12:01 WIB
LAHAR PANAS: Sejumlah warga melintasi area perkampungan Renteng Kecamatan Candipuro yang tertutup lahar panas erupsi Gunung Semeru untuk melihat kondisi rumah dan ternak yang terjebak di aliran lahar dingin tersebut, kemarin, Minggu dini hari (5/12/2021). Gunung Semeru kembali meletus pada pukul 16.40 WIB pada hari Sabtu (4/12) yang menyebabkan sejumlah kawasan didaerah tersebut tertutupi oleh abu vulkanik. Selain itu, korban luka bakar masih mendapatkan perawatan di Rumah Sakit terdekat dan warga terdampak untuk sementara waktu dievakuasi di Balai Desa.FOTO:DIPTA WAHYU/JAWA POS
LAHAR PANAS: Sejumlah warga melintasi area perkampungan Renteng Kecamatan Candipuro yang tertutup lahar panas erupsi Gunung Semeru untuk melihat kondisi rumah dan ternak yang terjebak di aliran lahar dingin tersebut, kemarin, Minggu dini hari (5/12/2021). Gunung Semeru kembali meletus pada pukul 16.40 WIB pada hari Sabtu (4/12) yang menyebabkan sejumlah kawasan didaerah tersebut tertutupi oleh abu vulkanik. Selain itu, korban luka bakar masih mendapatkan perawatan di Rumah Sakit terdekat dan warga terdampak untuk sementara waktu dievakuasi di Balai Desa.FOTO:DIPTA WAHYU/JAWA POS

JawaPos.com - Para korban dan pengungsi letusan Gunung Semeru, Jawa Timur, saat ini terus dibantu bahu-membahu oleh para relawan. Bukan hanya ancaman keselamatan, mereka juga terancam berbagai penyakit.

Menurut Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Kemenkes dan Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama dampak pertama letusan gunung berapi antara lain adalah awan panas yang dapat langsung menerpa tubuh. Selain itu juga mungkin lahar panas atau dingin.

Selain itu, baik bersamaan atau kemudian, juga dapat dikeluarkan debu vulkanik dan gas yang bisa mengakibatkan iritasi pada kulit, mata dan saluran pernapasan. Menurutnya, penanganan pertama tentu pada para korban yang terkenan awan panas, dapat sampai ke luka bakar berbagai derajatnya seperti yang banyak diberitakan sejak kemarin.

"Bahkan bukan tidak mungkin awan panas dapat terinhalasi ke dalam paru yang disebut trauma inhalasi yang mungkin perlu tindakan bronkoskopi," katanya dalam keterangan resmi, Minggu (5/12).

Selain itu, kata dia, juga dapat terjadi berbagai cedera seperti patah tulang, luka. Kemudian, dalam beberapa waktu ini dapat terdapat asap dan debu vulkanik dalam jumlah yang tinggi.

"Kalau ini terjadi maka sejumlah penyakit perlu diwaspadai," katanya.

Apa saja?

1. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)

2. Infeksi Saluran Pernafasan Bawah (pneumonia dan bronkhitis)

3. Alergi, radang atau iritasi pada mata

4. Alergi, infeksi atau iritasi pada kulit

5. Gangguan saluran pencernaan

6. Perburukan dari penyakit kronik baik karena daya tahan tubuh yang turun maupun karena stress atau lalai makan obat.

Bagaimana cara mencegahnya?

Dia menjelaskan, bagi daerah yang terdampak asap dan debu vulkanik, hindari keluar rumah atau tempat pengungsian bila tidak sangat diperlukan. Bila terpaksa keluar rumah, gunakan pelindung seperti masker.

Lalu menutup sarana air atau sumur gali terbuka dan penampungan air yang terbuka agar tidak terkena debu. Kemudian mencuci dengan bersih semua makanan, buah, sayur.

Segera cari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan bila terdapat keluhan kesehatan seperti batuk, sesak nafas, iritasi pada mata dan kulit. Bagi masyarakat yang memiliki penyakit kronis, pastikan obat rutin harus selalu dikonsumsi.

"Selalu lakukan perilaku hidup bersih dan sehat, baik di rumah dan juga semaksimal mungkin di tempat pengungsian," jelas Prof Tjandra Yoga.

Editor: Estu Suryowati

Tags

Terkini

JPPI Dorong Kejaksaan Usut Tuntas Korupsi di Unud

Jumat, 31 Maret 2023 | 19:18 WIB

PSI Dukung Langkah Mahfud MD, Kritik Sikap DPR

Jumat, 31 Maret 2023 | 17:51 WIB

Momentum ASEAN Tangani Perubahan Iklim

Jumat, 31 Maret 2023 | 17:48 WIB
X