Madu adalah anugerah alam. Mulanya berasal dari nektar bunga, lantas dipanen oleh lebah dan diolah di sarang mereka. Penelitian-penelitian terbaru membuktikan manfaat utama madu yang memang digunakan sejak ratusan tahun lalu.
—
ADA sekitar 300 jenis madu yang tersedia di pasaran. Variasi kualitasnya ditentukan oleh tanaman asal. Misalnya, warna, bau, rasa, jumlah zat bioaktif, mineral, dan vitamin yang berasal dari tanaman berbunga itu. Selain karbohidrat (terutama glukosa dan fruktosa), ada sekitar 200 komponen kandungan lain. Termasuk enzim, protein, asam amino, mineral, vitamin, zat aromatik, senyawa polifenol, pigmen, malam lebah, dan serbuk sari.
Lebah-lebah mengisap nektar tanaman tersebut dan mengubahnya menjadi madu. Nektar adalah cairan manis yang dibuat oleh kelenjar pada bunga. Ada sejumlah lebah yang menghasilkan madu, yakni Apis cerana, Apis dorsata, Apis mellifera, Apis floria, Apis andreniformis, Apis koschevnikov, dan Apis laborisa. Jadi, madu adalah satu-satunya produk alamiah yang berasal dari insekta.
Kehebatan madu itu juga diakui secara global dan punya nilai religius yang kuat. Umat Buddha mempersembahkan madu kepada para pendeta pada festival ’’Madu Purnima”. Ajaran Hindu memasukkan madu sebagai satu di antara lima cairan untuk mencapai kehidupan abadi. Nabi Muhammad dalam ajaran Islam menganjurkan pemakaian madu untuk pengobatan. Sejak ratusan tahun lalu masyarakat Yunani, Tiongkok, Mesir, Romawi, dan Babilonia mengonsumsinya sebagai nutrisi untuk mendapatkan kesehatan.
Madu memang memiliki kandungan nutrisi, kosmetik, terapi, dan industri yang tinggi. Khasiat madu yang terbukti secara ilmiah, antara lain, sebagai antioksidan, antiradang, antibakteri, antidiabetes, dan antitumor. Madu membantu menjaga fungsi saluran pernapasan, saluran cerna, jantung dan pembuluh darah, serta sistem saraf pusat. Juga pelindung fungsi liver. Selain itu, madu punya efek antidepresi, antistres, dan pereda kegelisahan.
Manfaat Madu pada Fungsi Otak
Pada 2021, peneliti Malaysia memublikasikan temuan ilmiah khasiat madu tualang yang tergolong madu polyfloral (dari banyak bunga) dari negeri jiran itu. Kadar asam fenolat dan flavonoid pada madu yang dihasilkan lebah Apis dorsata tersebut lebih tinggi dari madu Malaysia lain. Studi itu ditujukan untuk mempelajari efek madu terhadap fungsi kognitif otak. Yaitu, berkaitan dengan fungsi intelektual, seperti persepsi, perhatian, pembentukan pengetahuan, daya ingat, pengambilan keputusan, kemampuan berargumentasi, hingga pemecahan masalah.
Uji coba dilakukan pada hewan dan manusia. Pemberian madu pada wanita pascamenopause selama 16 minggu menunjukkan perbaikan memori dan menurunkan stres oksidatif. Gangguan memori dan stres oksidatif memang terjadi karena penurunan hormon estrogen pada kondisi menopause.
Madu juga diberikan pada tikus yang diambil indung telurnya sehingga kekurangan estrogen dan mengalami kerusakan atau penurunan fungsi uterus dan organ kelamin wanita. Pemberian madu tualang pada tikus itu menyebabkan perbaikan dan mengendalikan kerusakan.
Ada dugaan, khasiat tersebut disebabkan kerja senyawa kandungan yang punya aktivitas seperti hormon wanita estrogen. Senyawa itu juga bekerja sebagai antioksidan. Ada dugaan efek madu tualang pada wanita pascamenopause disebabkan tingginya kadar senyawa fenolik, seperti chrysin, naringenin, dan luteolin, sebagai antioksidan dan punya aktivitas estrogenik.