Berdampak pada Lingkungan, MIWF 2022 Wujudkan Aktivitas Rendah Karbon

10 Juli 2022, 14:47:07 WIB

Bukan Makassar International Writers Festival (MIWF) jika tidak menjadi ”cerita”. Tahun ini festival literasi yang selalu mengedepankan lingkungan tersebut mencanangkan tema Awakening. MIWF menggugah masyarakat untuk lebih peduli pada tindakan mereka dan dampaknya terhadap lingkungan.

JAUH-jauh hari, Direktur MIWF Lily Yulianti Farid menyatakan bahwa festival kali ini digelar hybrid. Luring dan daring. Luring terbatas di Rumah Budaya Rumata Artspace dan daring seperti tahun sebelumnya. Sebagai kelanjutan komitmen MIWF terhadap lingkungan, pada 2022 ini panitia menghitung jejak karbon selama festival berlangsung.

”Yang hadir langsung sekitar dua ribu. Tentu bukan hal mudah mengontrol aktivitas orang sebanyak itu,” kata Lily saat dihubungi Jawa Pos pada akhir bulan lalu.

Festival yang dihadiri para penggiat literasi dari berbagai wilayah Nusantara itu juga diramaikan oleh para tamu undangan dari mancanegara. Ada pula para pekerja migran perempuan Indonesia yang tersebar di beberapa negara Asia.

MIWF 2022 menghadirkan pojok khusus untuk membahas festival dan event-event yang ramah lingkungan. Memungkinkan atau tidak? Lily menyatakan bahwa konsep-konsep pro-lingkungan tetap harus diupayakan. Sejak awal merancang MIWF 2022, panitia telah berkomitmen untuk menggelar kegiatan publik yang rendah karbon.

”Kami juga berupaya meminimalkan produksi sampah. Utamanya sampah yang tidak dapat didaur ulang,” tegas Lily.

Perempuan yang juga suka menulis cerpen itu mengajak publik menyadari dampak perubahan iklim dan isu-isu lingkungan. Dimulai dari MIWF. Selama acara berlangsung, panitia aktif mengumumkan jumlah karbon yang dihasilkan selama kegiatan. Penghitungan dan pengumuman disampaikan setiap malam.

Rutinitas di pengujung hari itu juga menggugah kesadaran Kalis Mardiasih tentang lingkungan. ’’Pas diitungin berapa emisi total dari perjalananku dari Jogja ke Makassar, aku surprised karena ternyata aku kudu nanem 40-an pohon bakau dari aktivitasku satu hari,’’ papar penulis Sister Fillah, You’ll Never Be Alone itu.

Kalis mengakui bahwa baru kali itu dirinya terlibat dalam kegiatan yang komitmennya terhadap lingkungan sungguh serius. ’’Aku sadar, selama ini aku tidak pernah mengembalikan manfaat dari lingkungan dengan nilai yang setara agar lingkungan tetap sustain,’’ imbuhnya.

Selama acara berlangsung, Kalis juga tidak melihat panitia maupun peserta yang menghasilkan sampah, terutama plastik. Dia mengapresiasi keberanian MIWF 2022 memantik kesadaran masyarakat soal lingkungan. Menggugah kesadaran dari circle manusia-manusia yang memproduksi pengetahuan, seperti penulis, adalah langkah cerdas.

Kendati demikian, menurut Lily, tantangannya masih sangat besar. Ada peserta yang pura-pura lupa aturan dengan membuang sampah seenaknya. ’’Tidak ada sanksi khusus untuk yang melanggar. Karena ini sifatnya ajakan untuk melatih kepedulian,” tegasnya.

Climate Officers MIWF 2022 Cipu Suaib mengatakan bahwa panitia sudah berpikir soal pengolahan sampah yang dihasilkan dalam acara tersebut. Sampah organik dan kertas dikomposkan. ”Kami telah menyediakan tempat khusus untuk pengomposan,” kata Cipu.

Dia menyebut bahwa proses pembuatan kompos terus berjalan. Hingga kini 50 persen sampah kertas telah menjadi kompos.

Editor : Ilham Safutra

Reporter : hen/c6/hep

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads