JawaPos.com – Inisiator situs KawalCovid-19.id, Ainun Najib menyampaikan, pemerintah Indonesia tidak sigap dalam menangani penyebaran virus Korona atau Covid-19. Najib menyebut, pemerintah Indonesia sejak awal terlalu meremehkan wabah virus yang berasal dari Kota Wuhan, Tiongkok itu.
Najib menyebut, sejumlah negara di dunia berhasil menerapkan karantina wilayah atau lockdown. Hal ini sekaligus menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut belum ada negara di dunia berhasil menerapkan karantina wilayah.
“Seharusnya karantina wilayah,” tegas Najib kepada JawaPos.com, Kamis (23/4).
Najib lantas membeberkan sejumlah negara di dunia yang berhasil menerapkan karantina wilayah. Najib menyebut, Tiongkok berhasil menerapkan karantina wilayah, bahkan kini menurutnya tidak ada kasus baru dari penduduk lokal.
“Kasus barunya ketika hanya ada warga asing,” beber Najib.
Selain itu, lanjut Najib, Vietnam berhasil menurunkan kasus Covid-19. Menurutnya, vietnam berhasil menerapkan lockdown dan memaksimalkan rapid test terhadap warganya.
“Vietnam sudah flat sekarang, seminggu terakhir hampir nggak tambah sama sekali,” ujar Najib.
Tak hanya itu, Najib lantas menyebut Inggris, Brunei Darussalam, Mongolia, Lebanon, dan Yordania yang berhasil menerapkan lockdown. Menurutnya, negara-negara tersebut mampu mengurangi jumlah kasus dengan menerapkan karantina wilayah.
“Mongolia contohnya, langsung lockdown begitu kasus pertama pada 10 Maret 2020, sigap cepat tegas. Setelah 1,5 bulan, Mongolia hanya 35 kasus. Indonesia dalam waktu yang sama sudah meroket karena tidak siap,” sesal Najib.
Kendati demikian, pria yang juga menggawangi situs KawalPemilu.org itu menuturkan, penerapan karantina wilayah di Indonesia sudah terlambat. Dia mengharapkan, pemerintah dapat tegas menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Menegakkan PSBB secara tegas oleh aparat kepolisian dan militer. Memastikan jejaring pengaman sosial benar-benar sampai dan tidak disalahalirkan,” tegas Najib.
Selain itu, Najib meminta pemerintah untuk lebih menggalakkan rapid test terhadap masyarakat. Menurutnya, merujuk data ourworldindata.org, Indonesia berada pada tingkat paling bawah atau baru 0,17 persen pelaksanaan rapid test terhadap masyarakat.
“Tes massal, penting sekali, Indonesia sangat rendah saat ini,” jelas Najib.
Saksikan video menarik berikut ini: