Jumat, 31 Maret 2023

Pemkot Palembang Kesulitan Dapat Obat Sembuhkan Sapi Terpapar PMK

- Kamis, 9 Juni 2022 | 06:02 WIB
Seekor sapi Bali terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) di salah satu kandang peternakan di Palembang, Rabu (8/6). M. Riezko Bima Elko P./Antara
Seekor sapi Bali terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) di salah satu kandang peternakan di Palembang, Rabu (8/6). M. Riezko Bima Elko P./Antara

JawaPos.com–Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan, mengalami kesulitan mendapat pasokan obat untuk menyembuhkan sapi ternak yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). Kesulitan tersebut karena saat ini, ketersediaan obat hewan di tingkat distributor pusat sudah habis untuk memenuhi kebutuhan di Jawa.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palembang Sayuti mengatakan, stok obat di gudang penyimpanan Dinas Peternakan Provinsi juga dalam kondisi terbatas. Hal itu lantaran disiapkan untuk memenuhi semua kebutuhan di kabupaten/ kota lain.

”Ya, itulah kendalanya. Sehingga, dokter hewan terpaksa memberikan obat manusia seperti paracetamol dan amoxicillin ke sapi yang terpapar PMK itu sebagai langkah alternatif,” kata Sayuti seperti dilansir dari Antara di Palembang.

Dia menjelaskan, Pemkot Palembang sedang berkonsultasi dengan Direktorat Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Balai Veteriner Lampung, dan Asosiasi Obat Hewan Indonesia (Asohi) untuk segera mendapatkan pasokan obat tersebut. Sebab ketiadaan stok obat-obatan menyebabkan jumlah sapi yang terpapar PMK di Palembang terus bertambah sejak sepekan terakhir ini.

”Bahkan saat ini mencapai seribu ekor lebih. Kalau tidak segera diberikan obat-obatan tentu juga bisa mati, khususnya lagi wilayah paparan akan semakin luas,” ujar Sayuti.

Karena itu, lanjut Sayuti, Pemerintah Kota Palembang akan terus berupaya menyelesaikan permasalahan PMK itu.

Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumatera Selatan Jafrizal mengatakan, obat-obatan yang dibutuhkan tersebut di antaranya, antihistamin, vitamin, dan penurun demam. Setiap obat-obatan itu diharapkan bisa segera disediakan untuk mengefisiensikan upaya penyembuhan terhadap sapi terpapar PMK yang sudah tersebar ke seluruh peternakan di Palembang.

Wilayah sebaran tersebut meliputi mulai dari peternakan sapi di kawasan Sekojo, Talang Jambe, Keramasan, Gandus, Sukawinatan, Sako, dan Sukajaya. ”Kondisinya kami menemukan selama satu pekan terakhir ini, sudah banyak sapi yang terpapar PMK. Ini sudah hampir merata di seluruh wilayah peternakan sapi di Kota Palembang,” terang Jafrizal.

Dia menambahkan, banyaknya sapi yang terpapar itu dipengaruhi ketidaktelitian para peternak dalam mendatangkan dari luar daerah. Selain itu, longgarnya pembatasan lalu lintas angkutan ternak dari daerah dalam kondisi tingkat paparan PMK-nya sedang tinggi.

”Jadi inilah dampaknya kalau masih ada yang masukkan sapi diam-diam, misal dari Tanjung Raja, Ogan Ilir, yang tingkat paparannya tinggi. Sebab PMK inikan virus jadi bila satu saja sapi terjangkit akan cepat menyebar bahkan di radius 3 kilometer,” papar Jafrizal.

Sementara itu, Ketua Koperasi Peternak Sapi Usaha Lestari Palembang Yani mengatakan, pihaknya mencatat secara keseluruhan data yang dihimpun dari para peternak ada sekitar 1.500 sapi yang terpapar PMK. ”Jumlah keseluruhannya ada sekitar 1.500 sapi, khusus untuk di daerah Sukajaya mulai dari Sukawinatan, Suak Bato, Ponorogo, hingga Talang Jering, ada 150 sapi terpapar PMK,” terang Yani.

Dia menambahkan, sebanyak 150 ekor itu terdiri atas jenis sapi biasa, Bali, dan limosin yang disiapkan sebagai hewan kurban. ”Termasuk ada 60 ekor sapi Bali dan limosin yang saya pelihara satu tahun ini juga terpapar PMK karena tertular dari sapi peternak lain sekitar kandang saya,” tutur Yani.

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tags

Terkini

Indeks Risiko Bencana Pemprov Jatim Positif

Kamis, 30 Maret 2023 | 16:24 WIB

Capaian Kinerja Pemprov Jatim 2022 Meningkat

Kamis, 30 Maret 2023 | 16:13 WIB
X