Pesantren Jadi Tonggak Utama Pengawal Moderasi Beragama

3 April 2021, 19:24:09 WIB

JawaPos.com–Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi menyebut pesantren berkontribusi dalam berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pesantren juga berperan besar dalam pembangunan bangsa, termasuk dalam mengawal pemahaman keagamaan masyarakat yang tawassuth atau moderat.

”Saya meyakini bahwa pesantren adalah tonggak utama dalam mengawal moderasi beragama,” tegas Zainut Tauhid Sa’adi saat memberikan sambutan pada Haflatul Ikhtitam Pondok Pesantren Asshiddiqiyah di Kedoya, Jakarta, pada Sabtu (3/4).

Menurut Zainut, moderasi beragama tidak akan dapat tercipta tanpa prinsip adil dan berimbang. Prinsip seperti itu selama ratusan tahun diajarkan di lingkungan pesantren.

Islam wasathiyah atau Islam tengahan, lanjut Zainut, sesungguhnya menjadi solusi antara dua ekstremitas beragama. Yaitu pertama, ekstrimitas beragama yang bersumber dari tafsir agama yang tekstualis, literer, dan hanya berdasar pada dhohir nash. Tafsir itu menyebabkan pemahaman agama yang sempit, konservatif, dan ultrakonservatif.

”Pada titik tertentu dapat membenarkan kekerasan dan kebencian atas nama agama,” ujar Zainut Tauhid Sa’adi.

Sedangkan yang kedua adalah ekstremitas agama yang ingin melepaskan diri dari teks-teks agama. Kemudian mengarah pada pemahaman agama yang bebas dan liberal.

”Pemerintah meyakini, pengetahuan agama Islam secara menyeluruh dan mendalam yang adil dan berimbang, banyak bermula dari tradisi pembelajaran di pesantren,” jelas Zainut Tauhid Sa’adi.

Zainut yakin, pendidikan model pesantren dapat menjadi jawaban atas meningkatnya semangat masyarakat untuk belajar agama saat ini. Fenomena yang ditemui, meningkatnya gairah belajar agama di masyarakat sering kali tersalurkan melalui pembelajaran lewat internet dan media sosial.

”Kondisi ini sulit untuk dipastikan kesesuaian metode pembelajaran, sanad keilmuan, dan kapasitas pengajar agamanya,” terang Zainut Tauhid Sa’adi.

Pembelajaran agama yang keliru terbukti berpengaruh pada munculnya eksklusivisme beragama dan intoleransi. Hal itu berpotensi konflik di tengah masyarakat, serta mengancam kesatuan bangsa dan nilai-nilai kemanusiaan.

”Oleh sebab itu, kami mengajak seluruh masyarakat pesantren untuk memasyarakatkan dan memelihara Islam wasathiyah, yang merupakan solusi paling tepat menghadapi kemajemukan bangsa,” papar Zainut Tauhid Sa’adi.

Saksikan video menarik berikut ini:

Editor : Latu Ratri Mubyarsah

Reporter : wan/jpc

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads