Melihat Persiapan Kebun Binatang Surabaya Menjelang Uji Coba Night Zoo

5 Februari 2023, 18:20:16 WIB

Andalkan Satwa Nokturnal dan Koleksi Taksidermi

Menyusul Bali Safari Park dan Taman Safari Bogor, Kebun Binatang Surabaya (KBS) juga akan menyajikan safari malam. Persiapan oleh Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS diharapkan rampung pada pekan ketiga bulan ini. Selanjutnya, uji coba akan berlangsung mulai Maret.

DIREKTUR PDTS KBS Khoirul Anwar menegaskan bahwa kajian dan analisis program terus dilakukan. Untuk itu, pihaknya menggandeng Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur. Kenyamanan satwa alias animal welfare menjadi fokus utama KBS dan BKSDA Jatim. Karena itulah prosesnya panjang dan memakan waktu yang tidak sebentar.

Khoirul tak ingin Surabaya Night Zoo malah menjadi gangguan bagi satwa-satwa koleksi KBS. Sebab, tidak semua satwa di sana aktif pada malam hari. Maka, prioritas utama KBS dalam safari malam adalah satwa-satwa nokturnal. Konsep safari malam juga berbeda dengan siang hari. Akan ada jalur khusus untuk safari malam. ’’Areanya terbatas. Bukan kemudian area 15 hektare dibuka semua,’’ kata Khoirul kemarin (4/2).

Pengunjung untuk tahap awal dibatasi maksimal 50 orang. Pembelian tiket juga hanya dilayani secara daring dengan sistem pesan dulu alias booking. Nanti, para pengunjung safari malam akan masuk dari pos 12 dan langsung diarahkan ke zona satwa nokturnal. Lokasinya di sekitar akuarium.

Selain burung hantu, binturong, landak, dan ular yang memang aktif saat malam, nanti ada beberapa satwa lain yang bisa dilihat pengunjung. ’’Ini masih kami koordinasikan dengan BKSDA Jatim,’’ ungkapnya. Rencananya, satwa nokturnal yang areanya dibuka untuk pengunjung malam hari akan ’’disimpan’’ saat siang. Itu agar satwa-satwa tersebut punya waktu istirahat yang cukup.

Sebagai pemisah zona nokturnal dan zona siang, ada partisi mirip hutan kecil yang portabel. Untuk memberikan rasa nyaman kepada satwa nokturnal, area safari malam akan dibuat semirip mungkin dengan kondisi alam bebas pada malam hari. Maka, penempatan lampu-lampu memerlukan kajian dan analisis yang benar-benar matang. ’’Lighting-nya ini memang agak rumit,’’ ucap Khoirul.

Para guide alias pemandu khusus disiapkan untuk membantu pengunjung. Baik dalam mengenal satwa-satwa nokturnal maupun menyusuri rute safari malam. Akan ada selter yang sekaligus menjadi area kuliner di dekat akuarium. Di sekitar sana juga bakal dipamerkan satwa awetan alias taksidermi.

Plt Kepala Bidang Teknis Balai Besar KSDA Jatim Nur Rohman mengatakan, koordinasi dengan KBS berjalan intensif. Sebelum uji coba nanti, KBS masih harus memikirkan satwa-satwa yang justru agresif pada malam hari. Salah satunya ular. Selain itu, jalur safari malam tidak boleh terlalu lebar. Dengan demikian, tidak akan ada kerumunan yang memicu kebisingan. ’’Semirip mungkin dengan habitat alaminya. Itu yang jadi concern kami,’’ ujarnya.

Sementara itu, Gembira Loka Zoo (GLZoo) di Jogjakarta terpaksa mengurungkan konsep night zoo yang pernah diwacanakan pada 2017. Pandemi Covid-19 membuyarkan rencana itu. Kabag Humas dan Promosi GLZoo Fahmi Ramadhan menyatakan, night zoo menjadi salah satu rencana jangka panjang pengembangan kebun binatang. ’’Kami optimalkan dulu yang ada sekarang,’’ tuturnya saat dihubungi Jawa Pos pada Jumat (3/2).

Mewujudkan safari malam, kata Fahmi, butuh proses panjang dan persiapan matang. Setidaknya koleksi hewan nokturnal harus ditambah. Selain itu, areanya mesti disiapkan dengan sungguh-sungguh. ’’Tidak bisa dijadikan satu lokasi dengan satwa lain. Bisa mengganggu,’’ lanjutnya.

Karena konsep night zoo membutuhkan biaya yang tak sedikit, sedangkan revenue sempat berkurang akibat pandemi, maka GLZoo fokus pada recovery. Salah satu upayanya adalah menghadirkan wahana baru. Yakni, area khusus primata. Fahmi mengatakan, wahana itu dibuka pada liburan akhir tahun lalu. Respons masyarakat sangat baik.

Editor : Ilham Safutra

Reporter : omy/gal/c18/hep

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads