Kuah rawonnya medok alias agak pekat dan kental. Lauknya tinggal pilih. Mau yang dibacem seperti empal dan babat atau yang digoreng seperti otak sapi dan paru. Kelezatan Rawon Rampal di Kota Malang itu kondang sejak 1957. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah dua kali mampir ke sana.
NURUL KOMARIYAH, Malang
—
API di dalam tungku berbahan bakar arang kayu itu menyala-nyala. Beberapa perempuan mondar-mandir di sekitarnya. Mereka sibuk membawa piring-piring dari dalam ruangan menuju ke pawon yang terbuka. Mereka lalu menuangkan kuah berwarna cokelat kehitaman ke atas piring-piring tersebut.
Selanjutnya, piring-piring yang sudah menampung hidangan lengkap itu diantarkan ke meja-meja pelanggan. Aktivitas di pawon terbuka di antara ruang-ruang makan beratap itu tidak pernah berubah sejak Rawon Rampal didirikan pada 1957.
Di pawon tanpa atap itulah, para juru masak berakrobat. Mereka mengolah bahan-bahan baku pilihan dan bumbu istimewa menjadi rawon yang lezat.