Rupiah

Nilai tukar rupiah pada Senin pagi menguat tajam seiring ekspektasi pasar terhadap surplus neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2022.

Salah satu kekhawatiran dampak resesi adalah tekanan terhadap rupiah. Saat rupiah melemah dan USD perkasa, pemegang instrumen investasi valas bakal diuntungkan.

Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis dibuka melemah 7,78 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.805,46.

Sektor keuangan nasional menapaki fase anyar menyusul Bank Indonesia meluncurkan Proyek Garuda. Buku putih Proyek Garuda berisi desain yang menavigasi inisiatif

Kurs rupiah di Jakarta pada Rabu sore ditutup menguat, ditopang ekspektasi berkurangnya agresivitas bank sentral AS, Federal Reserve (Fed).

Rupiah ditutup melemah 29 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp 15.657 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.628 per USD.

Nilai kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan masih tertekan agresifnya kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS.

“Tren itu tidak hanya terlihat di Indonesia, namun juga hampir di seluruh dunia. Di Amerika Serikat (AS) pertumbuhan investor ritel 2021 tumbuh 25 persen”.

Testimoni tersebut akan memberikan gambaran sekilas tentang kemungkinan tindakan kebijakan moneter pada Juli.

Rupiah ditutup menguat 10 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 35 poin di level Rp 14.557 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.565.

Rupiah ditutup menguat 47 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 56 point di level Rp 14.565 dari penutupan sebelumnya di level Rp.14.610.

“Powell juga menambahkan bahwa pengetatan moneter AS tidak akan berhenti sebelum ada tanda-tanda inflasi akan turun,” ujar Ariston.

“Sikap Rusia ini langsung memicu kekhawatiran pelaku pasar keuangan bahwa perang besar akan terjadi dan mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko”.

Indonesia secara perlahan mulai mengurangi ketergantungan transaksi menggunakan dolar Amerika Serikat (AS).

“Pengumuman ini paling tidak sedikit menurunkan ketegangan antara Rusia dengan NATO,” kata Ariston.