Rapat dewan gubernur

BI terus memperkuat bauran kebijakan moneter yang diperlukan, baik melalui stabilisasi nilai tukar rupiah, penguatan operasi moneter, dan suku bunga.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia kembali memutuskan mempertahankan suku bunga acuan alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,5 persen.

Keputusan menahan suku bunga sejalan dengan perlunya pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta tetap menjaga pertumbuhan ekonomi

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 24 dan 25 Mei 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 3,50 persen.

RDG BI pada 20-21 Januari 2021 memutuskan mempertahankan bunga kebijakan BI BI 7 Days Reverse Repo Rate 3,75 persen.

BI sebaiknya tidak terburu-buru mengambil keputusan dalam menentukan tingkat suku bunga sebelum melihat kondisi global, terutama bank sentral AS.

Keputusan itu konsisten dengan upaya BI dalam menjaga defisit transaksi berjalan dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik.

Kebijakan menahan suku bunga untuk mendukung pemulihan ekonomi dengan tetap mempertimbangkan dinamika perekonomian global maupun domestik.

Keperkasaan dolar sangat berpengaruh dari prospek kenaikan suku bunga Fed dan ketidakpastian geopolitik menghantam mata uang dunia, termasuk nilai tukar rupiah.

Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan awal Dzulhijah 1438 Hijriah pada‎ Rabu 23 Agustus 2017. Sehingga 10 Dzulhijah atau hari raya Idul Adha jatuh pada Jumat.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI 7 Days Repo Rate menjadi 4,5 persen dan berlaku efektif 23 Agustus 2017,” ujar Gubernur BI.