Hepatitis akut misterius

Sebanyak 70 kasus kumulatif diduga hepatitis akut misterius pada anak dilaporkan dari 21 provinsi di Indonesia per 20 Juni 2022.

Adanya penyakit hepatitis misterius yang menyerang anak di bawah 16 tahun masih menjadi kekhawatiran. Penyelidikan untuk menemukan biang dari penyakit itu.

Jika dilihat dati perkembangan kasus, kecepatan penambahan kasus, fatalitas kasus, maka hepatitis akut misterius ini masih tergolong rendah.

Prof Ari juga menegaskan penyebab tubuh seseorang menjadi kuning bukan hanya disebabkan oleh hepatitis akut, tetapi bisa karena penyebab lain.

CDC Eropa mengungkapkan, total sudah 450 anak di dunia diduga tertular hepatitis misterius.

Hingga kini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan para ahli belum menemukan penyebab penyakit hepatitis akut misterius.

Kemenkes mengungkapkan bahwa ada 18 kasus yang diduga hepatitis akut yang sudah terdeteksi di Indonesia. DKI Jakarta menjadi yang terbanyak dengan 12 kasus.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan, mayoritas pengidap penyakit diduga hepatitis akut di Ibu Kota berusia di bawah 16 tahun.

Sekolah diminta memperketat protokol kesehatan (prokes) untuk mengantisipasi penularan penyakit hepatitis akut yang hingga kini belum diketahui etiologinya.

Munculnya penyakit hepatitis misterius pada anak membuat masyarakat khawatir terjadi pandemi seperti Covid-19.

Investigasi pada 15 anak yang diduga terpapar hepatitis akut misterius masih berlangsung. Hingga kemarin belum diketahui penyebab penyakit yang telah menyebar.

Kasus hepatitis akut misterius menjadi momok saat anak mulai masuk sekolah. Sebab, penyakit yang belum diketahui penyebabnya tersebut banyak diderita oleh anak.

Ikatan Dokter Anak Indonesia merilis tatalaksana perawatan pasien hepatitis misterius saat dirawat di rumah sakit. Salah satunya ada tatalaksana isolasi.

Kemenkes terus berkoordinasi dengan Kemendikbudristek terkait penyakit hepatitis akut yang penyebabnya belum diketahui.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan hal yang sama bahwa hepatitis akut tak bisa dikaitkan dengan Covid-19.