Bowo sidik pangarso

Mantan anggota Komisi VI DPR RI, Bowo Sidik Pangarso divonis lima tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.

Rahmat Pribadi akan diperiksa dalam kapasitasnya sebagai saksi untuk melengkapi berkas penyidikan tersangka‎ Direktur HTK, Taufik Agustono (TAG).

“Karena tidak ada pihak-pihak yang dirugikan, tidak ada kerugian negara, tidak ada kewenangan yang saya langgar,” imbuhnya.

Pidana tambahan berupa pencabutan hak politik untuk dipilih dalam jabatan publik selama lima tahun terhitung selama terdakwa selesai menjalani pidana pokoknya.

Indung mengaku telah menerima uang dari Asty sebanyak lima kali. Bahkan Asty kerap mencatat ketika telah memberikan uang.

“Ada fee permintaan terlebih dahulu total Rp 1 miliar. Apabila tidak sesuai MoU tidak bisa di tanda tangani,” kata Bowo dalam rekaman telepon.

“Kepada pengusaha-pengusaha, saya tegas nyatakan agar berhati-hati terhadap mereka yang jual nama pejabat untuk urus impor dan lainnya,” tegas Enggar.

Jaksa pun meyakini, Suap yang diberikan Asty dan Taufik dengan tujuan agar Bowo selaku anggota Komisi VI DPR bisa membantu PT Humpuss Transportas Kimia (HTK)

“Boleh dibilang kami sesalkan ya, ketika ada penyelenggara negara apalagi setingkat menteri tidak cukup memberikan contoh yang baik dalam proses hukum”.

“Iya sudah P21 (selesai penyidikan),” kata Bowo usai menjalani pemeriksaan tersangka di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (25/7).

Ketigannya sudah berulang kali dipanggil untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan penerimaan gratifikasi yang menjerat politikus Golkar Bowo Sidik.

Muhajidin sedianya diperiksa sebagai saksi kasus dugaan penerimaan gratifikasi yang menjerat anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Golkar Bowo Sidik Pangarso.