Penjelasan BMKG soal Surabaya Berselimut Kabut

31 Januari 2023, 12:25:46 WIB

JawaPos.com- Jalan-jalan protokol di wilayah Surabaya Barat, tampak berselimut kabut tipis kemarin (30/1) pagi. Turun pada pukul 03.30 hingga 06.00 WIB. Hawa pun terasa lebih dingin. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, suhu di Kota Pahlawan tidak sepanas biasanya dalam sepekan ke depan.

Kepala Kelompok Unit Forecaster BMKG Tanjung Perak Ady Hermanto menyatakan, fenomena tersebut terjadi akibat suhu atmosfer lebih rendah daripada suhu di permukaan bumi atau darat.

Akibatnya, kata dia, uap air yang seharusnya membentuk awan di atas turun ke bawah. ’’Sebetulnya (kabut) itu prosesnya seperti pembentukan awan. Hanya, untuk kabut terjadinya di darat,” ujarnya.

Menurut Ady, sebetulnya hampir setiap hari ada kabut. Namun, beberapa hari terakhir ini memang kuantitasnya lebih tebal. Ady menambahkan, kejadian itu sejatinya tidak berpengaruh signifikan terhadap suhu udara.

Hanya, suasana memang terasa lebih dingin karena ada uap air yang berkumpul seperti asap di lingkungan sekitar. ’’Memang saat ini memasuki puncak musim hujan. Jadi, kabut berpotensi turun pada pagi hari karena malamnya suhu di atmosfer masih rendah,” terangnya.

Puncak musim hujan diperkirakan bakal berlangsung sampai awal Februari mendatang. Karena itu, fenomena kabut pada pagi hari tetap berpotensi turun sampai sepekan ke depan.

Di sisi lain, suhu udara di Surabaya juga tidak akan sepanas biasanya. Awan mendung menjadi salah satu faktornya. Suhu maksimal di angka 34 derajat Celsius pada siang hari dan di bawah 30 derajat Celsius pada malam hari. ’’Bisa sampai 25–26 derajat Celsius,” jelasnya.

Editor : M. Sholahuddin

Reporter : adi/c7/may

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads