JawaPos.com- Lembaga pemasyarakat (Lapas) Kelas II-A Sidoarjo makin sesak saja. Lapas yang idealnya hanya dihuni 350 warga binaan, saat ini terisi lebih dari 1.100 orang. Baik status tahanan dan narapidana (napi). Mereka tersebar di blok isolasi, blok penghuni laki-laki, dan blok khusus Wanita.
”Tingkat overload hunian hampir 400 persen. Jumlah warga binaan sekarang empat kali lipat dari kapasitas yang seharusnya,” kata Kepala Lapas Kelas II-A Teguh Pamuji, Rabu (13/10). Karena itu, para warga binaan harus terbiasa berbagi tempat di dalam kamar.
Kondisi lapas yang melebihi kapasitas tersebut hampir terjadi di semua penjara di Indonesia. Sebab, warga binaan yang bebas tidak seimbang dengan yang masuk. Lebih banyak tahanan anyar daripada napi yang keluar dari bui. ”Warga binaan yang paling banyak adalah perkara narkoba. Jumlahnya 70 persen dari total penghuni lapas,” lanjut Teguh.
Kondisi lapas yang makin padat sudah kerap dibahas. Bahkan, rencana relokasi pernah terjadi beberapa tahun lalu. Namun, sampai saat ini lapas tetap berada di tempat yang sama. Belum bisa pindah ke tempat yang lebih luas. Padahal, jumlah warga binaan terus meningkat.
Berdasar data Kanwil Kemenkum HAM Jatim, bulan ini dari 39 lapas dan rutan di Jatim, dihuni sekitar 27.707 warga binaan. Jumlah tahanan sekitar 6,3 ribu. Mereka yang berstatus narapidana mencapai 21 ribu orang. Jumlah itu melebihi kapasitas hunian yang hanya diperuntukkan 13.246 orang.
Dari jumlah warga binaan tersebut, sekitar 12.160 orang terjerat pidana umum. Sisanya masuk pidana khusus. ”Ada peningkatan warga binaan dengan latar belakang kasus narkotika. Yang terklasifikasi sebagai bandar dua kali lipat dari pemakai,” ujar Kepala Kanwil Kemenkum HAM Jatim Krismono.