JawaPos.com- Kenaikan harga kedelai di sejumlah tempat, sejauh ini tak banyak memengaruhi harga di Surabaya. Di Jakarta, harga 1 kilogram kedelai sempat mencapai Rp 12 ribu, sedangkan di Surabaya masih relatif terjangkau.
Nurhasan, pengusaha olahan kedelai di kampung tempe, mengaku kenaikan harga di Jakarta sudah terdengar oleh pengusaha di Surabaya. Meski begitu, harga kedelai impor per kilogramnya tak mengalami kenaikan signifikan.
”Kalau naik sih naik. Cuma 500 perak. Awalnya Rp 9.000–10.000. Tahun baru ini jadi Rp 10.500 saja,’’ ujarnya kemarin (13/1) di Kampung Tempe Jalan Tenggilis Kauman.
Pria yang memulai usaha sejak 1972 itu mengaku kenaikan tahun ini tak seperti tahun-tahun sebelumnya. Khususnya pada 2021 yang sempat membuat olahan kedelai tempe mengalami kelangkaan. ”Kalau tahun ini, semoga enggak naik drastis. Tapi, saya yakin naiknya juga tidak lebih dari 500 perak,’’ ujarnya.
Hal itu, menurut dia, disebabkan stok di distributor aman. ”Kemarin dapat info stok masih aman. Khususnya yang impor ya,’’ imbuhnya.
Nurhasan mengaku selalu menggunakan kedelai impor asal Amerika Serikat. Namun, sesekali dia juga menggunakan kedelai lokal yang diambil dari beberapa daerah. Komposisi impor dan lokal terbilang dua banding satu. ’’Kalau untuk produksi, biasanya beli 100 kg impor sama 50 kg lokal,’’ katanya.
Harga 50 kilogram kedelai impor sekitar Rp 500 ribu–600 ribu. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar. ”Sehari bisa buat 1–2 kuintal kedelai olahan. Ya, ada untuk tempe dan keripik juga,’’ jelasnya. Dari 1–2 kuintal itu, pihaknya dapat mencetak tempe sejumlah 35–40 cetakan panjang.
Satu cetakan panjang yang beratnya 5 kilogram dibanderol Rp 60 ribu. Harga tersebut sudah terbilang terjangkau bagi pembeli eceran maupun partai.
Saat ini, kata Nurhasan, meski harga kedelai dan tempe naik, masyarakat tetap membeli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. ’’Meski naik ya, misal harga tempe naik 500 atau 1.000-an, ya tetap dibeli,’’ ujarnya.
Dia berharap agar pemerintah terus memonitor harga kedelai. Menurut dia, langkah-langkah preventif tetap perlu dilakukan agar harga kedelai tetap terjangkau. ”Ya, harapannya cuma itu. Jangan sampai seperti tahun lalu,’’ tegasnya.