Di bukit gajah atau yang sering disebut Giri Gajah, tepatnya di bawah makam Sunan Giri di Gresik, terdapat tujuh gua yang kabarnya dijaga seekor naga. Di zaman Sunan Giri, gua tersebut digunakan sebagai tempat ujian para santri sebelum dilepas untuk berdakwah.
—
SAAT ini tujuh gua itu sudah tidak terawat. Diselimuti rumput-rumput tinggi. Aksesnya pun cukup sulit. Beberapa gua bahkan mulai tertutup longsoran tebing di atasnya. Beberapa gua yang pintunya masih terbuka sebetulnya masih bisa dimasuki. Namun, tempatnya yang jarang dijamah manusia membuat bulu kuduk merinding. Belum lagi tingginya pohon di sekitar gua yang menambah aura mistis.
Tujuh gua itu terbagi menjadi dua bagian. Satu kelompok terdiri dari gua ke-1–3. Lalu ada gua ke-4–7. Keduanya terpisah sekitar 100–150 meter. Untuk mengaksesnya, dari jalan raya utama, pengunjung harus masuk kampung. Setelah itu ketemu jalan setapak yang tak bisa diakses kendaraan bermotor. Mulut gua agak turun dari jalan. Tampak tangga kayu yang sudah lapuk.
Dari atas, gua tersebut terlihat berongga. Terdapat bilik-bilik dari batu seperti tempat untuk semedi. Sejak dulu gua itu memang dikenal mistis. Di bawah bukit tersebut ada jalan tambang yang digunakan untuk akses kendaraan salah satu pabrik di Kebomas. Ketika pabrik masih aktif, tidak jarang para sopir melihat ular besar membentang menutupi jalan selebar 5 meter.
Sepeninggal Sunan Giri, gua itu masih menjadi jujukan para musafir untuk melaksanakan ritual. Namun, karena mereka berdiam di sana dalam waktu lama, akhirnya warga setempat merasa terganggu dan menegur mereka.
Aziz, seorang pekerja di salah satu pabrik di sekitar gunung gajah, menceritakan pengalamannya beraktivitas di sana. Saat dia masih sering berpatroli di kawasan pabrik, ular besar sering menampakkan diri di jalan tambang tersebut. Lelaki 38 tahun itu mengaku memiliki kelebihan merasakan keberadaan makhluk gaib. Menurut pandangannya, gua tersebut diisi sangat banyak dan berbagai jenis makhluk astral. Namun, di setiap tempat selalu ada penjaganya, yakni seekor naga.
Cerita serupa dituturkan Ubaidi, seorang pencinta alam yang belum lama ini berkemah di kawasan itu. Semalaman dia diperlihati (Jawa: diketoki) berbagai jenis ular di dalam gua. ”Padahal, siang harinya nggak ada ular satu pun di gua itu,” katanya.
Gus Saiful Arif, ketua Yayasan Nawanata Arya, menjelaskan, jejak gua tersebut terdapat pada serat peninggalan Raja Giri XI Singo Negoro yang menceritakan perjalanan Sunan Giri. Tujuh gua itu ditemukan Sunan Giri pada tahun 1482. Berdasar serat tersebut, dulunya gua itu dikuasai naga jelmaan Resi Naga Taksa Mandawa. Setelah ditaklukkan Sunan Giri, naga tersebut diperintahkan menjaga gua itu hingga sekarang.
Pria 42 tahun itu mengatakan, Sunan Giri lantas menggunakannya untuk ujian para santri. Tujuh gua tersebut memiliki spesialisasi sendiri-sendiri. Gua pertama digunakan untuk mujahadah, gua kedua digunakan untuk muraqabah, sedangkan gua ketiga digunakan untuk muamalah. Tiga gua itu berada di sisi sebelah kiri makam.