Siswa SD di Surabaya Terjaring Satpol PP saat Hendak Tawuran

8 Februari 2020, 12:48:08 WIB

JawaPos.com – Tawuran hampir terjadi di perempatan Jalan Ngaglik, Kapasari, Jumat (7/2). Tiga anak berusia belasan tahun dibawa Satpol PP Surabaya dan kemudian diserahkan ke Polrestabes Surabaya. Mereka kedapatan membawa senjata tajam. Anak-anak itu menangis saat menceritakan keterlibatan mereka dalam tawuran tersebut.

Bocah berusia 12 tahun berinisial F menuturkan bahwa dirinya diajak temannya yang masih satu sekolah. Dia diajak berkumpul di perempatan Jalan Ngaglik. F sebenarnya paham bahwa perbuatan itu tidak benar. Tapi, dia tidak kuasa menolak karena konsekuensinya akan jadi korban perundungan di sekolah.

”Gak wani nolak. Digeruduk tiap hari,” ujar F di Kantor Satpol PP Surabaya. Dia menyebutkan, tawuran itu melibatkan murid dari dua SD negeri di Kapasari. Persoalan dipicu adanya satu murid yang diancam salah seorang siswa. Merasa tak terima, mereka mengajak tawuran. Yang diajak adalah anak-anak lain. Termasuk anak yang putus sekolah. Siang itu, F ditangkap bersama Fa dan Ra.

Ra menceritakan bahwa ibu dan bapaknya sudah bercerai saat dirinya masih kecil. Dia tinggal bersama kakeknya di daerah Gembong. Ra mengaku putus sekolah sejak kelas V SD. Dia sebenarnya ingin sekolah lagi. ”Aku diajak, Pak. Diancam,” ujar Ra sambil menangis.

Bahkan, anak-anak itu sudah memikirkan strategi untuk datang ke lokasi tawuran. ”Kalau ada yang tanya, ngomong kerja kelompok,” kata Ra.

Kabid Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satpol PP Surabaya Piter Frans Rumaseb mengungkapkan, pihaknya mendapatkan informasi dari masyarakat bakal ada tawuran di perempatan Jalan Ngaglik, Kapasari. Dari informasi masyarakat, total ada sekitar 60 anak yang terlibat. ”Dari informasi warga, anak-anak itu sudah mengacungkan senjata,” ujar Piter.

Setelah petugas satpol PP datang, anak-anak peserta tawuran tersebut kocar-kacir. Tiga anak yang dibawa satpol PP itu tertinggal. Dari penyisiran petugas di sekitar lokasi, ditemukan senjata tajam. Mulai parang sepanjang 1 meter, golok, celurit, sabuk yang ujungnya dipasangi gir sepeda, hingga seng yang dibentuk seperti gergaji.

Fa ditemukan membawa sabuk dengan diberi banyak besi di ujungnya. ”Arahan Pak Kasat (Kasatpol PP Surabaya Irvan Widyanto, Red) karena ada sajam, diserahkan ke polrestabes,” ujar Piter.

Piter mengungkapkan, wali kelas siswa sekolah tersebut juga dihadirkan. Dari pengakuan sang wali kelas, Fa termasuk anak yang baik dan penurut. Turut didatangkan pula tim pendamping anak dari dinas pengendalian penduduk, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak (DP5A). ”Kami data dan akan dipanggil orang tuanya,” ungkap dia

Editor : Dhimas Ginanjar

Reporter : jun/c6/git

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads