JawaPos.com – Isu penculikan anak merebak di Kota Pahlawan. SD Hidayatul Ummah Mulyorejo dicatut dalam broadcast pesan singkat dan suara yang tersebar. Disebutkan, salah satu siswa sekolah itu menjadi korban. Kepala SD Hidayatul Ummah Muhammad Yahya membantahnya saat dikonfirmasi Senin (31/1).
Dia memastikan informasi itu tidak benar alias hoax. Berdasar pengamatan, pesan berantai penculikan itu beredar di grup WhatsApp sejak Senin (30/1).
Inti pesan menyebut korban penculikan adalah Saskia, siswa kelas II C SD Hidayatul Ummah Mulyorejo. ’’Nggak ada nama Saskia di kelas II C. Nggak benar itu,’’ kata Yahya kepada Jawa Pos.
Yahya menambahkan, bagian belakang sekolah yang dipimpinnya bukan lapangan seperti yang disebut dalam pesan berantai. Melainkan kawasan permukiman padat penduduk.
Yahya mendapat pesan hoax itu Senin sore. Malamnya dia kembali mendapat pesan serupa, tetapi dengan lokasi sekolah yang berbeda. ’’Kan sudah nggak benar, sengaja buat gaduh,” ungkapnya.
Meski begitu, pihaknya tetap mengingatkan para orang tua untuk waspada. Di antaranya, menjemput langsung anaknya di sekolah.
’’Minimal 30 menit sebelum pulang, sudah stand by. Kami juga mewanti-wanti petugas keamanan sekolah agar meningkatkan kewaspadaan,’’ tuturnya.
Sementara itu, merebaknya isu penculikan anak membuat sejumlah orang tua resah. Nunuk Catur Rahmawati, salah satunya. ’’Namanya orang tua pasti waswas,” ujar perempuan yang anak keduanya duduk di kelas IV SDN Tanah Kali Kedinding I tersebut.
Dia pun selalu mengingatkan anaknya agar tidak percaya dengan orang asing. Nunuk juga selalu datang ke sekolah sebelum jam pulang untuk menjemput langsung.
Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto ikut buka suara soal maraknya isu penculikan anak. Terlebih, narasi informasi yang beredar menyebut kejadiannya di sejumlah daerah sekaligus. Jenderal bintang dua itu memastikan semuanya adalah hoax.
Toni menyatakan, jajarannya tidak diam melihat fenomena tersebut. Apalagi, kabar bohong itu menyangkut anak. ’’Ditreskrimsus sedang menyelidiki siapa penyebar hoax isu penculikan anak tersebut dan kami pastikan mereka akan mendapat tindakan,” ungkapnya.
Menurut dia, pihaknya tidak hanya mencari orang yang sengaja menimbulkan kegaduhan dengan informasi palsu. Namun, juga menjalankan patroli siber untuk memangkas unggahan hoax di media sosial. ’’Kami takedown agar tidak menimbulkan keresahan,” tegasnya.
Toni menambahkan, isu hoax penculikan anak itu tidak hanya beredar di metropolis, tapi juga di sejumlah daerah lain. Di antaranya, Mojokerto, Jember, Bangkalan, Pamekasan, dan Banyuwangi. ’’Masyarakat tidak perlu panik karena sejauh ini kejadiannya tidak ada,” ujarnya.
WASPADA KABAR HOAX PENCULIKAN ANAK
1. Jangan langsung percaya dengan kabar yang didapat, apalagi sumbernya tidak jelas.
2. Teliti format informasi yang diterima. Broadcast hoax umumnya sering di-forward sehingga ada tanda khusus pada pesan.
3. Cek kepastian informasi yang diterima ke pihak yang berkompeten. Misalnya, sekolah dan kepolisian.
4. Jangan ikut menyebarkan informasi yang belum pasti walaupun niatnya untuk memberi tahu agar yang lain berhati-hati.