JawaPos.com- Kasus dugaan pengeroyokan yang berujung kematian remaja bernama Saputra Fediansyah (SF), asal Desa Petiken, Kecamatan Driyorejo, Gresik, pada September 2021 lalu, sejauh ini masih misterius.
Kendati sampai berujung pembongkaran kuburan korban untuk otopsi dan telah beberapa kali gelar perkara, toh siapa pelakunya belum terjamah.
Belum tuntas perkara tersebut, kasus serupa kembali terulang. Kali ini, menimpa seorang siswa berinisial MI. Bocah berusia belasan tahun itu menderita di beberapa bagian tubuhnya dan matanya. Senin (17/1), pelajar SMP negeri di wilayah Driyorejo itu dikeroyok beberapa remaja yang diduga masih satu sekolah.
Informasi yang dihimpun, pagi sekitar pukul 09.30 WIB, korban mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolahnya. Ketika waktu jam istirahat, tiba-tiba korban diajak salah seorang temannya berinisial AR. Keduanya menuju samping sekolah.
Awalnya, MI sempat menanyakan maksud dan tujuan kakak kelasnya tersebut. Namun, AR tidak menjawab pertanyaan MI. Sesampai di lokasi kejadian, ternyata sudah menunggu teman-teman AR. Jumlahnya diperkirakan 6 hingga 8 orang. MI pun dikepung.
Mereka sempat beradu mulut. Tidak lama, MI ditendang salah seorang pelaku. MI jatuh tersungkur. AR dan rekan-rekannya lantas menganiaya MI. Akibatnya, remaja asal Desa Tenaru, Kecamatam Driyorejo, itu mengalami luka sobek di bagian mata sebelah kiri. Hidungnya juga memar. Beberapa bercak darah menetes di baju seragam sekolahnya.
Sejumlah pelaku lantas meninggalkan MI yang mengerang kesakitan. Kasus itu pun sampai diketahui pihak sekolah. Korban kemudian mendapatkan perawatan.
Setiba di rumah, ibu MI kaget bukan kepalang. Dia tidak terima anaknya menjadi korban pengeroyokan di sekolah. Pihak keluarga korban langsung lapor ke Mapolres Gresik, Senin (17/11) malam, sekitar pukul 22.00 WIB.
Kemarin (18/1), para pelaku dan korban dihadirkan di Balai Desa Tenaru untuk melakukan mediasi. Bahkan, kasus pengeroyokan pelajar di sekolah tersebut juga sampai ke telinga Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Gresik S. Hariyanto. "Kami kirim tim ke sana," ujarnya.
Namun, keluarga korban tetap tidak terima. Kasus tersebut tetap dibawa ke ranah hukum. Belum ada kepastian apa pangkal persoalannya. "Laporan sudah kami terima, mohon waktu untuk proses penyelidikan lebih lanjut," ujar Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Gresik Ipda Happy.