JawaPos.com–Harga minyak goreng kemasan maupun curah mengalami kenaikan. Pemerintah Kota Surabaya mengantisipasi itu dengan menggelar operasi pasar.
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji menyebut, saat ini sedang berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait hal itu. Janji operasi pasar itu disebutkan ketika mengunjungi salah satu distributor di kawasan industri SIER pada Rabu (1/12). Kunjungan itu dilakukan guna memastikan stok minyak goreng dan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET).
Dalam kunjungan itu, Armuji didampingi pejabat Disperindag serta Direktur Pemasaran SIER. Ketika berkunjung, dia melihat persediaan minyak goreng yang akan didistribusikan.
”Untuk menjamin distribusi lancar kita siapkan skema operasi pasar di 31 kecamatan dan pengawasan terhadap distributor minyak goreng melalui Disperindag,” kata Armuji.
Dia menyebut, kondisi global saat ini sedang ada penurunan pandemi Covid-19 dan cuaca buruk. Hal itu menyebabkan pergerakan harga crude palm oil (CPO) CIF Rotterdam.
”Per September 2021 mencapai USD 1.235 per ton dibandingkan Agustus USD 1.226 per ton,” terang Armuji.
HET minyak goreng kemasan yang diatur dalam permendag seharusnya sekitar Rp 11.000 per liter. Namun, dalam beberapa waktu terakhir harga meningkat menjadi Rp 14.000 hingga Rp 19.000 per liter.
”Kenaikan harga minyak goreng itu menyebabkan kenaikan sejumlah komoditi lain seperti makanan,” jelas Armuji.
Selain itu, dia juga mendapatkan banyak masukan dari ibu-ibu terkait kenaikan minyak goreng. ”Ibu-ibu paling pusing kalau harga minyak goreng naik. Memang kondisi global harga bahan baku naik tapi kita harus mengambil langkah,” ujar Armuji.
Untuk itu, mantan ketua DPRD itu menegaskan, Pemerintah Kota Surabaya akan mengambil langkah tegas apabila ada pihak-pihak yang mengambil untung dalam kenaikan harga minyak goreng.