MotoGP 2019

Filosofi Marc Marquez, Pilih Nomor Dua Demi Aman di Puncak

3 Juni 2019, 12:39:11 WIB

JawaPos.com – MotoGP 2019 seri Italia di Sirkuit Mugello telah dilangsungkan pada Minggu (2/6) malam WIB. Pembalap Ducati asal Italia, Danilo Petrucci, menjadi yang tercepat. Dia finis pertama diikuti Marc Marquez (Repsol Honda) dan Andrea Dovizioso (Ducati).

Namun, ada hal menarik dari balapan tersebut. Bukan soal terjatuhnya Valentino Rossi di tikungan kesembilan dan gagal melanjutkan balapan, melainkan soal filosofi Marquez yang patut diacungi jempol. Filosofi itu bagian dari strateginya untuk mengamankan posisinya di puncak klasemen sementara pembalap MotoGP 2019.

Marquez, pembalap asal Spanyol, dalam balapan di Mugello memilih bertahan berada di posisi kedua demi tetap aman di puncak. Artinya, dengan berada di posisi kedua dia tetap mampu menjaga selisih poin dengan pesaing terberat yang notabene adalah Dovizioso yang dalam balapan di Mugello finis ketiga.

Seperti apa wujud filosofi Marquez di Mugello? Dalam balapan, dari catatan waktu, Marquez finis di posisi kedua dan hanya berselisih 0,043 detik saja dengan Petrucci yang finis pertama. Artinya, jarak keduanya sangat tipis dan sebenarnya bisa saja Marquez menggeber motornya untuk menyalip Petrucci dan memenangi balapan di Mugello. Namun, kesempatan itu tak dilakukannya. Marquez bahkan mengaku tak berniat untuk menyalip Petrucci dan memilih tetap bertahan di posisi kedua.

Tentu saja tetap bertahan di posisi kedua ada maksud yang hendak dia capai. Ya, Marquez memang sengaja melakukannya agar Dovizioso tidak menyalip dirinya dan bahkan Petrucci untuk memenangi MotoGP Italia 2019. Dengan kata lain, Marquez seolah membiarkan Petrucci yang juara di Mugello.

Marc Marquez tetap senang bisa finis kedua di Mugello (Filippo MONTEFORTE / AFP)

Selain itu, Marquez juga tak mau mengambil risiko. Apabila dia menggeber motornya untuk bisa menyalip Petrucci, kejadian yang tak diinginkan mungkin tercipta. Dalam hal ini, dia memilih bermain aman dengan tetap berada di posisi kedua.

Logikanya, dengan berada di posisi kedua dan Petrucci yang juara, poin Marquez dan Dovizioso masih berjarak cukup aman. Kini, Marquez di puncak dengan 115 poin, sedangkan Dovizioso berada di posisi kedua dengan 103 poin. Petrucci sendiri meski juara di Mugello baru mengoleksi 82 poin.

Dengan masih menyisakan 13 seri lagi, dibutuhkan strategi yang pas untuk bisa mempertahankan posisi puncak. Tak perlu harus juara asal poin dengan pesaing masih bisa dijaga.

“Saat saya melihat Petrucci berada di posisi pertama, kemudian saya kedua, dan Dovizioso di posisi ketiga (pada tikungan pertama lap terakhir), saya memutuskan untuk tak mencoba menyalip Petrucci. Saya pilih bertahan di posisi kedua,” ungkap Marquez seperti dilansir Crash.

“Saya tak mau mengambil risiko. Ketika saya berusaha menyalip dan tiba-tiba motor saya melebar di lintasan, bisa jadi Dovizioso yang akan memenangi balapan. Andai itu terjadi, tentu posisi saya di klasemen akan mengkhawatirkan,” imbuh The Baby Alien – julukan Marquez.

Marquez menambahkan, “Dengan alasan itu, saya pilih bertahan di belakang Petrucci. Saya hanya berusaha untuk tetap menjaga jarak dengan Dovizioso di belakang saya”.

Kesabaran Marquez tetap bertahan di posisi kedua memang membuahkan hasil gemilang. Meski tidak juara, selisih poin dengan Dovizioso melebar menjadi 12 angka dari 8. Itu karena dia bisa “menahan” Dovizioso tetap berada di posisi ketiga dan bisa “menahan” nafsunya untuk menyalip Petrucci. Karena, dia tidak ingin risiko buruk terjadi.

“Saya tetap bahagia bisa berada di posisi kedua dan mendapay 20 poin. Saya sejak awal meyakini balapan di Mugello tidak mudah,” pungkasnya.

Sepanjang karirnya di MotoGP, Marquez baru sekali meraih kemenangan di Mugello. Itu terjadi pada musim balap 2014 silam. Itu menjadi indikasi bahwa Mugello bukan tempat yang bersahabat bagi Marquez.

Editor : Edy Pramana

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads