Atlet Voli Endry Oktaviyantono dan Pencarian Bibit Unggul

21 Januari 2023, 21:46:13 WIB

Skill Endry Oktaviyantono sebagai atlet voli di atas rata-rata. Pemain voli dengan jumlah medali emas SEA Games terbanyak di Indonesia itu juga punya harapan yang luar biasa untuk Indonesia. Dia optimistis para pevoli Indonesia bisa berjaya di Asia. Kini, asisten pelatih Jakarta Pertamina Pertamax untuk Proliga 2023 tersebut sedang getol-getolnya mencari bibit pemain unggulan.

APA kabar, Coach?

Baik. Alhamdulillah.

Sibuk apa saja sekarang?

Setelah pensiun dari voli, saya fokus melatih dan membina tim Yuso, Jogjakarta.

Coach kan juga melakukan talent scouting, pemain seperti apa sih yang dicari?

Terutama tinggi badan ya, karena ini sangat berpengaruh sekali. Kalau tingginya tidak memenuhi standar untuk bermain voli, kita tertinggal. Makanya, harus mencari pemain yang posturnya menjulang. Kalau remaja bisa sekitar 180 sentimeter, kan nanti bisa naik ke 190-an.

Untuk mencari pemain dengan patokan tinggi badan seperti itu kalau di pelosok bagaimana?

Kita ada teman-teman di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Kami saling kontak. Kalau ada pemain tinggi, kita datangi dan lihat. Kalau bagus, kita ambil juga ke Jogjakarta (untuk tim Yuso, Red).

Untuk pemain yang Coach latih, siapa yang sudah mulai di Proliga?

Kemarin ada Ryno Viagustama (outside hitter berusia 27 tahun dengan tinggi badan 190 sentimeter, Red) serta Ogi Alexander (opposite berusia 26 tahun dengan tinggi badan 188 sentimeter, Red).

Boleh flashback main voli sejak kapan?

Saya main voli sejak 1983. Masuk Yuso, lalu ikut kompetisi junior mewakili Jogjakarta. Lalu, mengikuti kejuaraan nasional di Bali pada 1986. Saat itu Jogjakarta runner-up dan saya terpilih seleksi untuk ikut Kejuaraan Junior ASEAN di Singapura. Di situ, saya kepilih menjadi tim inti dan mendapat medali emas. Setelah itu, saya terpilih lagi jadi kandidat pemain Asian Games di Seoul 1986. Nah, di situlah karier saya bermula.

Coach, dengar-dengar Anda ini pemegang rekor medali emas terbanyak SEA Games?

Hehe… Iya. Pertama 1989 di Malaysia, kedua 1991 di Filipina, lalu 1993 di Singapura, dan terakhir 1997 di Jakarta.

Selama menjadi pemain dan kemudian pelatih, pengalaman apa sih yang paling berkesan dan masih Coach ingat terus sampai saat ini?

Ya tentunya mengibarkan bendera Merah Putih di negara lain. Saya masih ingat kami main dengan skor tipis 3-2 lawan Thailand pada 1991 saat kejuaraan di Manila. Skor sangat ketat pada saat itu, tapi kemudian kami berhasil menang. Itu membuat saya masih terngiang-ngiang sampai sekarang.

Kalau di kejuaraan Asia, kenangannya apa saja?

Waktu itu Asian Games kita ranking keenam. Itu udah paling bagus di situ. Ya karena lawannya ada Iran, Tiongkok, Jepang. Itu yang menyebabkan kan tinggi badan kita kalah.

Jadi, tinggi badan bagi pemain penting sekali ya?

Ya tidak bisa bohong. Saya harap kita jangan puas di SEA Games saja. Tapi, melihat ke Asia. Kalau SEA Games, tim putra kita sudah bagus. Apalagi, kelihatan sekarang banyak pemain muda yang tingginya mencapai 190 sentimeter. Kalau zaman saya itu kan 186 sentimeter sudah bagus. Kalau Iran kan bisa 2 meter. Jadi, kita kalah di postur.

Kalau sekarang, pemain yang Coach lihat mirip dengan Anda di posisi middle blocker siapa?

Setiap tim bagus-bagus ya pemainnya. Dan, ya berbeda-beda juga karakter setiap pemainnya.

Sekarang Anda kan asisten pelatih untuk JPX di Proliga, nih. Ada masukan khusus untuk kompetisi bola voli di Indonesia saat ini tidak, Coach?

Menurut saya sudah bagus. Kualitas pemain asing yang didatangkan ke sini juga bagus. Saya harap kita bisa konsisten mendatangkan pemain asing yang punya kualitas tinggi. Supaya pemain kita juga bisa mencontoh teknik mereka secara langsung.

Nama : Endry Oktaviyantono

TTL : Magelang, 7 Oktober 1967

Istri : Diana

Anak :

1. Kiki Intan Pratiwi

2. Shafa Putri Sakura

3. Syifa Putri Sakura

Prestasi sebagai atlet:

1. Medali Emas SEA Games 1989 Malaysia

2. Medali Emas SEA Games 1991 Filipina

3. Medali Emas SEA Games 1993 Singapura

4. Medali Emas SEA Games 1997 Jakarta

Prestasi sebagai pelatih:

1. Peringkat III Proliga 2002

2. Peringkat III Proliga 2003

3. Medali Perak PON Palembang, Sumatera Selatan, 2004

Pengalaman internasional:

1. Universiade di London, Inggris, pada 1991

2. Universiade di Buffalo, New York, Amerika Serikat (AS), pada 1993

3. Universiade di Cecilia, Italia, pada 1997

Moto hidup:

Sukses dalam olahraga membutuhkan latihan, disiplin, dan kerja keras.

Editor : Dhimas Ginanjar

Reporter : raf/c7/hep

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads