Pergelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2021 berakhir Jumat (15/10). Bintang-bintang baru bermunculan. Atlet-atlet muda menorehkan prestasi. Kini, mereka mencari ajang kompetisi baru dengan skala lebih besar.
—
MENJADI atlet sepatu roda adalah cara Dhinda Salsabila menunjukkan cintanya kepada sang ibunda. Mengikuti kompetisi skala nasional menjadi jalur yang dia pilih untuk menguji kemampuannya. Dan, medali emas yang dia raih dalam PON XX/2021 di Papua membuktikan kerja kerasnya.
”Ibu bilang kalau ingin anaknya jadi atlet sepatu roda,’’ kata Dhinda kepada Jawa Pos pekan lalu. Keinginan itu disampaikan saat mereka menonton kompetisi sepatu roda dalam PON XVIII/2012 di Riau. Ketika itu, mereka masih tinggal di Pekanbaru.
Gadis kelahiran 11 Agustus 2003 itu pun lantas tertarik pada sepatu roda dan menggelutinya secara profesional. Empat tahun berikutnya, dalam perhelatan PON XIX/2016 di Bandung, Dhinda menjadi roller yang mewakili Riau. Ketika itu, usianya masih 13 tahun. Dhinda gagal meraih medali pada PON perdananya tersebut.
Namun, pengalaman itu membuat Dhinda semakin mantap menceburkan diri secara profesional dalam cabang olahraga sepatu roda. Itu pula yang membuat dia hengkang ke Jakarta selepas PON Bandung. ”Alasannya karena daerah saya (Riau, Red) tidak bisa memberikan pembinaan kepada saya dan tim,’’ ungkapnya.