Butet Tak Ingin Ganda Campuran Bernasib Sama dengan Tunggal Putri

6 Agustus 2022, 09:55:13 WIB

JawaPos.com-Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menyayangkan lambatnya regenerasi di sektor ganda campuran.

Hal itu disampaikan pasangan peraih emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 tersebut di GOR Nanggala, Cijantung, Jakarta Timur (5/8). Mereka menyampaikannya setelah partai ekshibisi melawan ganda putri Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto.

Butet –sapaan Liliyana– merasa gemas dengan prestasi juniornya. Sebetulnya, dia berharap, setelah pensiun, ada regenerasi ganda campuran yang menonjol.

Menurut Butet, sejak zaman Tri Kusharjanto/Minarti Timur, Nova Widianto, Vita Marissa, hingga ke dirinya, regenerasi selalu berjalan.

“Kalau ditanya pendapatnya soal ini ya pasti gemes ya. Maksudnya, kepengennya kan setelah dari kami terus ada regenerasi di ganda campuran. Karena dari zaman senior dulu yang mungkin dari Mas Trikus, Ci Minarti, Ci Vita, semua itu kan sudah kasih jalan buat kami sehingga saya dan Owi bisa meneruskan,” kata Butet.

’’Nah, harapan kami sama. Penginnya setelah dari kami ini ada yang nerusin. Karena yang kita semua sadari adalah, setelah kalau ada gap, untuk mau naik lagi itu agak susah,’’ bebernya.

Butet tak ingin paceklik prestasi di tunggal putri merembet ke ganda campuran. Itu terjadi karena regenerasinya yang terputus jauh.

’’Bukan mau mengecilkan tunggal putri ya. Tapi, setelah gapnya agak jauh, kita mau mengejar untuk naik itu kan butuh waktu dan agak susah ya,’’ jelasnya.

Karena itu, Butet berharap ganda campuran tidak terlalu lama tertinggal dari negara lain. ’’Cepat mengejar. Harus ekstra, lebih, lebih, dan lebih karena kita lagi mengejar. Mengejar itu kan bukan hanya sekadar. Tapi kita harus lebih, lebih, dan lebih,’’ ujarnya.

Butet menuturkan, yang dialaminya bersama Owi –sapaan Tontowi– juga sama. Yakni, dengan kerja keras. Bahkan, tidak lengah ketika sudah di atas. ’’Kami juga terus persiapan yang bagus, terus latihan yang lebih. Sehingga kita konsisten, bertahan,’’ ucapnya.

Butet masih sering memantau pemain yang ada di pelatnas saat ini. Tiga pasangan teratas yang ada, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso, dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, dia sebut masih jarang mengalahkan pemain top 5 dunia.

’’Tapi, semua itu ada kemungkinan. Yang penting percaya diri. Yakin bahwa Indonesia ini ganda campurannya patut diperhitungkan dan dulu itu kita berjaya,’’ ucapnya.

“Cuma kami tahu nggak semudah membalikkan telapak tangan,” tambah Butet.

Ketika disinggung apakah perlu bongkar pasang, Butet menyebut langkah itu bisa saja. Meski, dia tahu itu tidak mudah karena sulitnya membangun chemistry dan pertimbangan ranking.

’’Tapi, kalau untuk yang terbaik, kalau memang keputusannya pisah, ya kenapa enggak? Karena kan Olimpiade masih dua tahun lagi. Tapi, itu kembali lagi kan pelatih dan pengurus yang lebih jeli, yang lebih tahu melihat mana yang terbaik buat ganda campuran Indonesia,’’ jelasnya.

“Kalau soal kemungkinan pemisahan itu, pelatih yang tahu. Cuma kalau dari pengalaman, meskipun kami sudah di top 3, top 4, dan top 5 ya tetap harus lebih latihannya,” ucap Liliyana.

“Sebab kami tahu di seluruh dunia ini, atlet juga pasti melakukan ekstra latihan. Kalau kami hanya begitu-begitu aja, kan kami juga bisa terkejar. Walaupun kami sudah di top 5, kami tetap mempertahankan dan berusaha lebih.”

“Apalagi Owi. Dari latihannya lebih-lebih banget dibandingkan yang lain. Sehingga waktu di lapangan, kami bisa kasih yang terbaik. Bukan hanya itu aja, tapi dari segi mental, dari segi fisik, dari segi mengevaluasi, dan menerima masukan, itu juga penting ya.”

“Karena permainan di dunia ini kan berkembang terus. Jadi kadang-kadang, oh pemain China sekarang mainnya nyerang. Pemain Korea mainnya seperti ini. Kami harus terus mempelajari, mengevaluasi.”

“Sehingga, waktu kami turun di lapangan kami tahu apa yang harus kami lakukan. Bukan hanya kami kuatin fisiknya, kami juga kuatin tekniknya, kami kuatin semuanya. Tapi kami juga harus mengevaluasi perkembangan permainan bulu tangkis di era sekarang,” kata Butet lagi.

Owi menambahkan, memang dibutuhkan latihan ekstra untuk bisa maju. Saat ini event terdekat adalah Kejuaraan Dunia yang berlangsung di Tokyo Metropolitano, Jepang, pada 22–28 Agustus.

Menurut Owi, semua memiliki kans. Meski, dia menyebut pemain yang ada masih harus membutuhkan latihan ekstra untuk bisa mengejar atlet top dunia. ’’Jadi, memang enggak bisa memungkiri dan kita nggak bisa menjelekkan adik-adik,’’ imbuh Owi.

Editor : Ainur Rohman

Reporter : raf/c17/bas

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads