JawaPos.com-Timnas Indonesia punya sosok Rachmat Irianto yang bisa bermain di banyak posisi. Versatile. Juga punya Pratama Arhan untuk pemain yang bisa lemparan ke dalam (throw-in) rasa tendangan bebas (free kick). Tapi, mungkinkah dua keahlian itu ada di dalam satu pemain? Robi Darwis jawabannya.
—Farid S. Maulana, Surabaya—
Posisi Robi Darwis sebenarnya adalah gelandang bertahan. Posisi itulah yang kerap dimainkannya ketika membela Persib Bandung di Liga 1.
Tapi, posisi itu berubah ketika dia gabung timnas Indonesia U-20 untuk kualifikasi Piala Asia U-20 beberapa waktu lalu di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.
Robi tidak dipasang sebagai bek tengah. Seperti seorang libero, dia berada di antara dua bek tengah andalan timnas U-20 seperti Muhammad Ferarri dan Dimas Juliono. Itu terlihat dalam dua pertandingan timnas U-20. Yakni, ketika melawan Timor Leste U-20 (14/9) dan Vietnam U-20 (18/9).
Hasilnya luar biasa. Pemain asal Cianjur tersebut berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik. Serangan lawan berhasil diredam. Dia juga sesekali menjadi kreator ketika Marselino Ferdinan dkk melakukan penyerangan.
Robi mengaku memang mendapat instruksi khusus dari pelatih timnas U-20 Shin Tae-yong. Dia dipasang di bek tengah di antara Ferarri dan Dimas. ’’Saya juga diberi porsi 70 persen bertahan, 30 persen menyerang,’’ ujarnya.
Bagi Robi, posisi tersebut sebenarnya tidak asing. Ketika masih membela Bandung United di Liga 3 zona Jawa Barat, dia pernah bermain di posisi bek tengah. ’’Mungkin hanya perlu adaptasi lagi di awal-awal,’’ ungkapnya.
Robi menegaskan tidak masalah dimainkan di posisi mana pun oleh Shin Tae-yong. Dia sudah terbiasa bermain di segala posisi. ’’Saya bisa di bek kanan juga. Jadi, di mana pun saya siap,’’ jelasnya.
Nah, lebih istimewa lagi, pemain kelahiran 2 Agustus 2003 itu juga punya senjata lain di luar bisa bermain di banyak posisi. Apa itu? Yaitu, lemparan dalam layaknya tendangan bebas. Bisa menukik tajam.
Keahlian itu berhasil membuahkan satu gol timnas U-20 selama kualifikasi Piala Asia U-20. Tepatnya ketika melawan Timor Leste U-20. Satu dari empat gol timnas U-20 berawal dari lemparan ke dalam Robi. Tepatnya gol dari Rabbani Tasnim Siddiq pada menit ke-89.
Lemparan ke dalam rasa tendangan bebas juga beberapa kali dilakukan ketika timnas U-20 menang atas Vietnam U-20.
Pelatih Vietnam U-20 Dinh The Nam bahkan melakukan persiapan khusus untuk mengantisipasi lemparan itu. Dinh The Nam mengakui lemparan ke dalam Garuda Nusantara cukup berbahaya.
Robi bisa dikatakan jadi pemain paling lelah ketika melawan Vietnam U-20. Selain fokus bertahan, dia harus kerap maju untuk melakukan lemparan ke dalam. Tentu, butuh tenaga ekstra untuk bisa melakukan dua tugas itu dengan baik.
Hal itulah yang kemudian membuatnya menjadi man of the match atas kemenangan timnas U-20 melawan Vietnam U-20. Ketenangannya di lini belakang plus keahliannya melempar membuat Garuda Nusantara berhasil membekuk Vietnam U-20. ’’Kalau lelah sih pasti. Tapi, demi negara, saya akan lakukan apa pun,’’ tegasnya.
Robi mengungkapkan, keahliannya itu sebenarnya sudah diketahuinya sejak kecil. Ketika kali pertama ikut SSB Atep7. Masih duduk di sekolah dasar.
Kala itu, dia merasa lemparannya sangat jauh. Juga beberapa kali membuat lawan kesulitan untuk mengantisipasi lemparannya. Dari situlah, jebolan Elite Pro Academy Persib U-16 itu lantas mengasah keahlian lemparan ke dalam.
’’Dulu setiap game selalu saya yang melempar bola ke dalam. Anugerah Allah itu akhirnya saya latih terus,’’ paparnya.
Robi menolak jika lemparan ke dalam itu terinspirasi dari Pratama Arhan. Menurut dia, sebelum pemain Tokyo Verdy itu dikenal dengan lemparan ke dalam rasa tendangan bebas, dia sudah bisa melakukannya.
’’Saya justru baru tahu akhir-akhir saja soal itu (lemparan Arhan). Saya belajar sendiri, tidak lihat dia (Arhan),’’ ucapnya.