JawaPos.com – Madura United belum bisa mengakhiri tren buruknya di Liga 1. Skuad berjuluk Laskar Sape Kerrap itu pada Senin (6/2) harus menerima kekalahan 2-3 dari Persis Solo di markas sendiri, Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan, Pamekasan. Dua gol Madura United dicetak oleh Alberto Goncalves pada menit ke-7 dan 66. Sementara itu, tim tamu membalas lewat Samsul Arif (45’), Alfath Fathier (46’) serta satu gol tendangan bebas Alexis Messidoro saat injury time babak kedua (90’).
Kekalahan itu memperpanjang rekor negatif Madura United. Mereka baru meraih satu poin dari lima laga terakhir. Kekalahan kali ini sangat disayangkan Madura United. Sebab, tim tamu terlalu sering memperlambat permainan.
’’Ketika pemain kami jatuh, apakah kami minta orang lain untuk bantu? Dengan semua tim kami main dengan semangat tinggi,’’ kata pelatih Madura United Fabio Lefundes.
’’Madura bisa unggul 1-0. Tapi, kalau lawan mencetak gol, mereka melambatkan permainan. Itu jelek sekali,’’ imbuhnya.
Selain itu, kepemimpinan wasit Choirudin jadi sorotan Madura United. Komisaris PT PBMB Zia Ul Haq menilai wasit yang ditugaskan tidak kompeten.
’’Pertandingan ini seharusnya enak dinikmati. Tapi menjadi tidak enak gara-gara kepemimpinan wasit yang menurut kami tidak benar,’’ keluh Zia. ’’Hari ini Madura United mengajukan protes resmi. Nota protes kepemimpinan wasit yang jauh dari kata fair play,’’ imbuhnya.
Sementara itu, pelatih Persis Solo Leonardo Medina menyebut Madura United adalah lawan paling sulit. Beruntung, kerja keras anak didiknya berbuah hasil.
’’Ini laga paling sulit karena Madura United bermain baik. Kami ada beberapa kendala, tapi akhirnya bisa menampilkan permainan terbaik. Kami menampilkan bukan 100 persen, tapi 200 persen,’’ ucapnya.