JawaPos.com – Namanya masih resmi tercantum sebagai juru racik strategi timnas Wales. Namun, dua kasus penganiayaan kepada dua perempuan membuat Ryan Giggs tak bisa mendampingi semifinalis Euro 2016 tersebut di Euro 2020 ini.
Terhitung sejak November tahun lalu, FAW (Asosiasi Sepak Bola Wales) memarkir Giggs. Nakhoda Y Dreigiau alias The Dragons –julukan timnas Wales– diserahkan kepada pelatih karteker Robert Page. Otomatis, Page pula yang duduk di bench Wales ketika berhadapan dengan Swiss di Baki Olimpiya Stadionu malam nanti WIB.
Namun, pengaruh Giggsy –sapaan akrab Giggs– tak lantas tidak ada lagi. Legenda Manchester United itu masih turut berpena di balik keputusan-keputusan Page. ”Tentu saja saya akan berbicara dengannya. Dia tentu menginginkan yang terbaik untuk Wales. Sementara, keputusan dan penyelesaiannya berada di tangan saya,” jelas Page dikutip laman First Post.
Pendekatan taktikal Giggs sebenarnya berbeda dengan Page. Selama dipegang Giggs, Wales bermain dengan skema 4-2-3-1. Sementara, begitu kendali diambil alih oleh Page, Wales jadi main back three dalam formasi 3-4-3. Namun, formasi 3-4-3 juga sempat dipakai Giggs dalam laga terakhir sebelum diparkir. Tepatnya ketika Wales mengalahkan Bulgaria 1-0 dalam UEFA Nations League, 14 Oktober 2020.
Page juga selalu menjaga komunikasi dengan Giggs. ”Karena Anda takkan bisa begitu saja jauh-jauh atau tidak berbicara lagi dengan orang yang pernah menjadi teman atau rekan-rekan kerja Anda. Orang-orang yang bekerja di lingkungan sekitar Anda,” tutur Page yang sudah mendampingi Giggs dalam 11 laga pertamanya bersama Wales.
Baca juga: Ungkapan Perasaan Gareth Bale jadi Kapten Timnas Wales di Euro 2020