JawaPos.com-Andai tidak ada konflik bersenjata di wilayah Donbass, Ukraina, tujuh tahun lalu, bisa jadi jalan karier Oleksandr Zinchenko tidak akan seperti sekarang.
Oleksy –sapaan akrabnya– mungkin tidak pernah menjadi pemain Manchester City dan memenangkan sembilan trofi juara dalam empat tahun terakhir.
Zinchenko mungkin juga tidak merasakan karier mengilap bersama timnas Ukraina. Sejak 16 November 2018, peran Zinchenko di lini tengah Zbirna sangat dibutuhkan.
Salah satu kunci sukses Ukraina lolos ke perempat final Euro 2020 adalah berkat kontribusi satu gol dan satu assist Zinchenko ke gawang Swedia (30/6).
”Yang aku ingat, saat itu (2014) adalah periode sulit bagiku. Aku terikat kontrak dengan Shakhtar Donetsk, sementara situasi di Ukraina sangat berbahaya,” kenang Zinchenko kepada Daily Mail.
Saat perang berkecamuk, dia berstatus pemain junior Shakhtar. Sial baginya, Shakhtar enggan melepasnya meski dia dan keluarga telah mengungsi ke Moskow. Karena itu, selama periode 2014–2015 atau sekitar 18 bulan, Zinchenko tidak bermain sepak bola kompetitif sama sekali.
Gara-gara masih berstatus pemain Shakhtar, klub top Rusia Rubin Kazan tidak bisa mengontraknya meski Zinchenko sudah beberapa kali berlatih di sana. ”Untuk mengisi waktu, aku berlatih di jalanan Kota Moskow hampir setiap hari,” bebernya.
Klub Rusia lainnya, FC Ufa, akhirnya menyelamatkan karier Zinchenko sekaligus memberikan kontrak profesional pertama pada Februari 2015.
Setahun berselang, Zinchenko berlabuh ke City. Dimentori Pep Guardiola, Zinchenko sukses memainkan banyak peran di lapangan. Dari bek kiri, wingback kiri, gelandang kiri dan kanan, hingga gelandang serang serta central midfielder.
Media-media Inggris, salah satunya Manchester Evening News, menyebut Zinchenko adalah ancaman sesungguhnya bagi The Three Lions. Zinchenko tentu mengenal baik pemain Inggris yang menjadi rekannya di City seperti Kyle Walker, John Stones, Phil Foden, dan Raheem Sterling.
