JawaPos.com – Kompetisi Liga 1 musim 2022–2023 awalnya diramaikan enam pelatih lokal. Nil Maizar melatih Dewa United. Ada juga Djadjang Nurdjaman (Persikabo 1973), Rahmad Darmawan (RANS Nusantara FC), Widodo Cahyono Putro (Bhayangkara FC), Aji Santoso (Persebaya Surabaya), dan Seto Nurdiantoro (PSS Sleman).
Tapi, empat nama awal yang disebutkan di atas telah berpisah dengan klubnya di tengah jalan. Posisi Nil digantikan pelatih asal Belanda Jan Olde Riekerink. Djanur – sapaan akrab Djadjang Nurdjaman – digantikan pelatih asal Singapura Aidil Sharin Sahak.
Lalu, kursi kepelatihan yang ditempati RD – sapaan akrab Rahmad Darmawan – digantikan pelatih asal Brasil Rodrigo Santana. Tinggal menunggu siapa sosok yang akan menggantikan Widodo di Bhayangkara FC.
Tumbangnya pelatih-pelatih lokal di Liga 1 mendapat sorotan dari Seto Nurdiantoro, pelatih PSS. Menurut mantan pelatih PSIM Jogjakarta tersebut, ini merupakan sesuatu yang tidak baik.
”Banyak pelatih lokal mumpuni. Mungkin support tim belum maksimal. Asosiasi pelatih harus memikirkan ini. Sebab, yang mengerti sepak bola Indonesia ya orang kita sendiri,” ujar Seto di ruang konferensi pers Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (5/2).
Seto meyakini pelatih lokal memiliki potensi lebih jika diberi kesempatan. Bukan baru beberapa kali kalah langsung diganti. ”Sekarang RD sudah tidak ada. Widodo sudah tidak ada. Bisa jadi next saya. Kita tidak pernah tahu,” tegas pria asal Kalasan, Kabupaten Sleman, tersebut.
Kekhawatiran Seto masuk akal. Apalagi, Super Elang Jawa – julukan PSS – pada Minggu (5/2) kalah 0-2 dari Persib Bandung di Stadion GBLA. Dua gol Persib yang bersarang ke gawang PSS diborong Ciro Alves (27’ dan 40’).
Seto menilai strategi Luis Milla Aspas, pelatih Persib, dalam pertandingan tersebut sangat bagus. Seto sudah mempelajari cara bermain Maung Bandung –julukan Persib – di bawah kendali Milla. Tapi, Persib tetap tidak terbendung. ”Tentu ini akan menjadi pelajaran. Semoga ke depan kami lebih baik,” terangnya.