JawaPos.com – Ditundanya kompetisi Liga 1 karena pandemi korona membuat seluruh aktivitas sehari-hari Widodo C. Putro berubah drastis. Jika sebelumnya disibukkan dengan pertandingan-pertandingan bersama Persita Tangerang, saat ini, walau masih memimpin latihan secara virtual, mantan striker timnas Indonesia itu bisa kembali fokus membenahi bisnis kafenya di Gresik.

Ya, seperti bisnis-bisnis lainnya di masa pandemi korona, kafe yang diberi nama inisial namanya tersebut juga terkena dampak. Tiga bulan lamanya, mulai Maret hingga Mei, bisnisnya itu ditutup total. Otomatis, pendapatan sampingannya ikut tertutup.

Keadaan tersebut membuat kondisi finansial di kafe yang dibuka pada 6 Juni 2015 itu drop. Untung saja, Widodo tak sampai harus melakukan PHK besar-besaran terhadap pegawainya. ’’Sekarang saya banyak waktu untuk mengelola. Kebetulan sudah buka lagi, jadi bisa langsung mengawasi,’’ paparnya.

Widodo bersyukur momennya juga pas. Waktu untuk kembali fokus membenahi bisnisnya bertepatan dengan ditundanya kompetisi. Artinya, pria asal Cilacap itu tak lagi bingung untuk membagi waktu.

Selama kompetisi berhenti, Widodo memang lebih banyak tinggal di rumahnya di Gresik. Kediamannya dengan lokasi kafe tidak terlalu jauh. Karena itu, dia bisa tiap waktu datang secara langsung untuk memantau kondisi.

Mantan pemain Petrokimia Putra Gresik tersebut juga memang hanya fokus pada kafenya sebagai pemasukan lain di luar jadi pelatih Persita. SSB miliknya, yakni Akademi WCP, juga belum bisa dibuka lagi karena korona. ’’Kontrak lapangan juga habis. Jadi, fokus ke kafe dan mengantar istri kerja saja,’’ ucapnya, lantas tertawa.

Sejauh ini, walau baru dibuka kembali pada 9 Juni lalu, perlahan kafenya kembali bergeliat. Walau tidak seramai seperti sebelum ditutup akibat pandemi korona, paling tidak roda ekonomi di kafenya berputar lagi. ’’Saya juga menerapkan protokol kesehatan. Jadi, pengunjung tidak usah khawatir,’’ bebernya.

Widodo berharap pandemi korona segera hilang dari Indonesia. Selain ingin melihat kafenya bergeliat lagi, dia tidak ingin sepak bola Indonesia berhenti terlalu lama. ’’Biar kembali seperti semula lagi,’’ harapnya.