JawaPos.com – Ironis. Begitulah statistik Liverpool FC (LFC) di Premier League pada tahun ini. Dalam 4 matchweek, LFC bukan hanya tidak pernah menang alias 1 kali seri dan 3 kali kalah.
Pertahanan The Reds juga sudah kemasukan 9 gol dan hanya bisa memasukkan sebiji gol.
Dari klub yang musim lalu bersanding dengan Manchester City untuk kategori pertahanan terbaik, LFC musim ini berubah jadi klub dengan pertahanan terbobrok kedua dalam sepuluh besar klasemen sementara sampai tadi malam (5/2).
Skuad Jurgen Klopp itu sudah kebobolan 28 gol dalam 20 pertandingan Premier League. Rata-rata kebobolannya 1,4 gol per laga.
Rasio tersebut hanya kalah oleh Tottenham Hotspur yang kebobolan 31 kali dalam 21 laga. Rata-rata kebobolannya 1,47 gol per laga.
Kekalahan tiga gol tanpa balas LFC dari Wolverhampton Wanderers di Molineux pada Sabtu (4/2) malam WIB memperlihatkan gawang The Reds makin parah tanpa Virgil van Dijk.
Bek sekaligus kapten timnas Belanda itu absen dalam tiga matchweek terakhir karena cedera hamstring.
Joel Matip yang berduet dengan Joe Gomez di jantung pertahanan LFC seperti sudah kena mental di awal pertandingan. Gawang Alisson Becker sudah kebobolan dua gol dalam 12 menit pertama.
Masing-masing via gol bunuh diri Matip pada menit kelima dan digandakan bek Wolves Craig Dawson (12’). Kapten Ruben Neves menutup pesta Wolves di menit ke-71.
”Kami menyusahkan diri kami sendiri dalam 12 menit pertama. Pemain hanya diam. Cara kami kebobolan sulit untuk diterima,” keluh Klopp dalam wawancara seusai pertandingan kepada Sky Sports.
Ini kali kedua Klopp melihat anak asuhnya kebobolan dua gol dalam 12 menit pertama. Sebelumnya terjadi di Anfield, kandang LFC, pada matchweek kesembilan musim 2017–2018. Saat itu LFC kalah 1-4 oleh Tottenham Hotspur.
Selama era Klopp atau sejak 8 Oktober 2015, pertahanan LFC paling bobrok terjadi pada musim 2020–2021. Gawang The Reds kemasukan 42 gol. Ketika itu pertahanan LFC sedang pincang karena Virgil van Dijk cedera ACL.
Kiper LFC Alisson Becker mengakui bahwa pertahanan timnya kehilangan figur seperti Van Dijk. ”Secara personal dan kepemimpinan di lapangan, saya merindukan Virgil (van Dijk),” ucap Alisson kepada Liverpool Echo.
Berbeda dengan Klopp, tactician Wolverhampton Julen Lopetegui menganggap 2 gol cepat timnya karena LFC terlalu frontal membangun serangan pada awal-awal laga.
”Hal itu malah memudahkan kami untuk mematahkan permainan dan menekan balik,” kata Lopetegui yang memiliki statistik 4 kali menang, 3 kali seri, dan 3 kali kalah sejak menangani Wolverhampton per 14 November tahun lalu.