Minggu, 4 Juni 2023

Menguji "Penawaran" Baru Aliran Abstrak

- Minggu, 12 Februari 2023 | 09:53 WIB
LOW SPEED: Pengunjung pameran Non bergegas di dekat lukisan Enjoyment karya Philips Sambalao. (SALMAN TOYIBI/JAWA POS)
LOW SPEED: Pengunjung pameran Non bergegas di dekat lukisan Enjoyment karya Philips Sambalao. (SALMAN TOYIBI/JAWA POS)

Di era ini, timbul persepsi aliran abstrak telah usai. Tecermin dari peristiwa-peristiwa seni rupa belakangan, lukisan abstrak hampir tak ada yang ambil bagian ataupun menonjol. Namun, kini malah ada yang berani menggelar pameran abstrak.

PAMERAN lukisan abstrak bertajuk Non di Tokonoma, Jakarta, menunjukkan keberanian menggebrak keadaan. Sebab, aliran abstrak hampir tidak menunjukkan perkembangan baru dalam beberapa tahun belakangan. Pelukis aliran abstrak Indonesia terakhir yang tersohor masihlah Hanafi, yang kini usianya menyentuh 60 tahunan.

Pengamat seni rupa Bagus Purwoadi menuturkan, bila dilihat, lukisan abstrak dalam perspektif negatif itu telah selesai. ”Itu karena abstrak tidak ada penawaran baru. Terlihat dari hampir tidak adanya abstrak muncul dalam peristiwa seni rupa kekinian,” kata Bagus kemarin (10/2).

-
PENGALAMAN MENDALAM: Lukisan berjudul Kataris #1 dan Kataris #2 karya AP Bestari menarik minat pengunjung pameran. (SALMAN TOYIBI/JAWA POS)

Nah, dalam Non ada lima pelukis muda, di usia 30-an akhir dan awal 40-an, yang berpartisipasi. Yakni AP Bestari, Farid Sycumbang, Toni Siswoyo, Philips Sambalao, dan Walid S. Basmalah. ”Maka, pantaslah kemudian semua bertanya, apa ada sesuatu yang baru ditawarkan dalam lukisan abstrak mereka,” tutur Bagus.

Menurut dia, apa yang ditawarkan lima seniman itu bukanlah sesuatu yang tertutup. Bisa apa saja. ”Namun, yang pasti semua itu perlu untuk diuji,” terang Co-Curator Cemara 6 Galeri-Museum, Jakarta, tersebut.

Bagus menambahkan, saat ditanya apakah pameran ini sesuatu yang refreshing atau serius, tentunya publik yang bisa menilai. Namun, saat ini banyak sekali karya yang perlu berpikir. ”Dalam karya ini, publik bisa lepas dari isu sosial politik dan kehidupan. Menikmati komposisi bentuk dan warna. Tak perlu terbebani yang lainnya,” jelas Bagus.

-
SEPAKET: Karya-karya Walid Syarthowi Basmalah menjadi objek menarik difoto para pengunjung pameran Non. (SALMAN TOYIBI/JAWA POS)

Dalam pameran itu juga para seniman muda ini membeberkan bagaimana proses mereka berkarya. Misalnya AP Bestari, dengan dua lukisannya bertajuk Katarsis #1 dan Katarsis #2. Kedua karyanya memang menunjukkan warna-warna yang indah. Namun, tersimpan kesan duka.

Tari –panggilan akrab AP Bestari– menuturkan bahwa dua karyanya itu perwakilan dari perjalanan emosionalnya. Dari peristiwa turbulensi hidup yang dialami, salah satunya saat ditinggal sosok ayah. ”Ternyata kematian berdampak terhadap psikis dan fisik,” ujar Tari.

Berbeda lagi dengan Philips Sambalao. Yang merekam perjalanan bentuk yang kemudian dituangkan dalam abstrak. ’’Setiap menemukan sesuatu yang menarik, saya foto dulu. Nanti baru dituangkan,” jelas Philips.

Begitu pula dengan Walid Syarthowi Basmalah. Karyanya begitu personal. Salah satunya, yang menunjukkan pemandangan sebuah pegunungan.

Editor: Ilham Safutra

Tags

Terkini

Membaca Reformasi tanpa Glorifikasi

Sabtu, 18 Maret 2023 | 18:05 WIB

Mengenal Lukisan Lelet Nikotin Karya Gus Mus

Sabtu, 11 Maret 2023 | 09:12 WIB

Menguji "Penawaran" Baru Aliran Abstrak

Minggu, 12 Februari 2023 | 09:53 WIB

Transformasi Seni Rupa Tionghoa

Minggu, 5 Februari 2023 | 13:15 WIB

Upaya Membuka Dialog Masa Lalu dan Masa Kini

Minggu, 25 September 2022 | 09:58 WIB

Karya yang Merangkai Perbedaan dan Keliaran

Minggu, 18 September 2022 | 12:47 WIB

Jika Tak Dipupuk, Sejarah Cuma Bongkahan Batu Kecil

Minggu, 4 September 2022 | 09:49 WIB

Seniman Surabaya Manfaatkan Kopi untuk Melukis

Selasa, 26 Juli 2022 | 06:46 WIB

Tak Hanya Bisa Dinikmati, tapi Juga Dorong Ekonomi

Rabu, 5 Januari 2022 | 20:03 WIB

Di ArtOs Kembang Langit, 1 Lukisan Terjual Rp 2,4 Miliar

Selasa, 21 Desember 2021 | 17:40 WIB

Wujud Syukur Perjalanan GM sebagai Perupa

Sabtu, 23 Oktober 2021 | 09:17 WIB

Kemanusiaan dan Spiritualitas Basoeki Abdullah

Minggu, 7 Maret 2021 | 16:48 WIB

Meneladani Affandi lewat Alam, Ruang, dan Manusia

Minggu, 8 November 2020 | 15:49 WIB

Merawat Lukisan, Menjaga Peradaban

Minggu, 25 Oktober 2020 | 18:47 WIB

Lima Konservator untuk Ribuan Koleksi

Rabu, 21 Oktober 2020 | 06:17 WIB
X