Soal Sengaja Handball, Luis Suarez Ogah Minta Maaf ke Warga Ghana

2 Desember 2022, 17:19:35 WIB

JawaPos.com – Penyerang Timnas Uruguay, Luis Suarez, menolak untuk meminta maaf kepada warga Ghana atas handball yang terkenal di Piala Dunia 2010. Kala itu, dalam laga Uruguay kontra Ghana di perempat final, Suarez dengan sengaja menahan bola dengan tangan untuk mencegah gol sundulan Dominic Adiyiah di akhir perpanjangan waktu.

Suarez langsung mendapat kartu merah dan Ghana mendapat penalti. Sayang, Asamoah Gyan gagal dalam tendangan penalti. Pada akhirnya, laga Ghana kontra Uruguay harus diakhiri dengan adu tendangan penalti. Uruguay melaju ke semifinal usai menang adu penalti.

Dua belas tahun kemudian, tepatnya di Piala Dunia 2022, Uruguay kembali bersua Ghana. Kedua tim bertemu dalam laga menentukan yakni pertandingan pamungkas penyisihan Grup H, Jumat (2/12) malam WIB. Ditanya apakah Suarez tahu bahwa orang Ghana memandangnya sebagai “setan”, Suarez mengatakan tidak menyesal.

“Saya tidak perlu minta maaf karena saya melakukan handball. Pasalnya, Ghana mendapat penalti dan pemainnya gagal mengeksekusi penalti. Jadi bukan karena saya,” kata Suarez.

“Mungkin saya bisa mengatakan saya minta maaf jika saya menjegal dan melukai pemain dan mendapat kartu merah, mungkin saya bisa meminta maaf,” lanjut Suarez.

“Tapi, dalam situasi itu saya mengambil risiko menerima kartu merah dan wasit memberikan penalti untuk Ghana. Bukan salah saya karena pemain Ghana yang gagal dalam penalti,” imbuh Suarez.

Meski berlangsung 12 tahun lalu, fans Ghana masih teringat kejadian itu. Mereka masih marah kepada Suarez dan bahkan jelang laga kedua tim pada Jumat (2/12) malam WIB, di medsos berseliweran hujatan kepada Suarez terkait handball di Piala Dunia 2010.

Suarez sendiri menilai peristiwa itu merupakan masa lalu dan tidak masuk akal berbicara tentang balas dendam. “Mereka yang berbicara tentang balas dendam, saat itu berusia delapan tahun, mereka hanya melihatnya di foto (peristiwa handball,” kata mantan penyerang Barcelona dan Liverpool yang kini berusia 35 tahun itu.

“Anda tidak bisa salah menafsirkan semuanya. Ketika kami melawan Portugal, para pemain berbicara tentang balas dendam karena tersingkir (oleh Uruguay pada 2018) tetapi Anda tidak bisa hidup di masa lalu,” lanjut Suarez.

Sementara itu, pelatih Uruguay Diego Alonso mengatakan ada lebih banyak yang dipertaruhkan bagi kedua tim daripada balas dendam. Uruguay harus menang demi asa lolos ke babak 16 besar. “Saya tidak tahu bagaimana pendekatan Ghana, apakah itu balas dendam atau tidak,” kata Alonso.

“Bagi kami ini adalah pertandingan yang menentukan, itulah yang penting bagi kami. Kami melakukan yang terbaik yang kami bisa, menghormati lawan kami,” tegas Alonso.

Editor : Edy Pramana

Saksikan video menarik berikut ini:

Alur Cerita Berita

Lihat Semua