TNI-Polri Tumpas KKSB di Tanah Papua

Pasukan TNI masih berada di Papua untuk operasi pencarian karyawan PT Istaka Karya yang pasca penyerangan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB).

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel (Inf) Muhammad Aidi menegaskan, TNI tidak pernah dan tidak akan mau memiliki serta menggunakan senjata kimia semacam itu.

Seruan Gubernur Papua Lukas Enembe dan para pejabat daerah setempat mendapat respon dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).

“Kalau ada panglima (Pangdam) dan kapolda merekomendasi nanti saya jalankan,” ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Kontak senjata antara kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) dan anggota TNI-Polri kembali terjadi kemarin pagi (11/12). Dua anggota TNI terluka.

saat ini pemerintah dan aparat fokus dalam upaya menciptakan suasana aman di Papua. Selain itu, fokus lain yaitu upaya penyelamatan dan pencarian korban hilang.

Kapolda Sulsel Irjen Pol Umar Septono mengatakan, pasukan dengan spesifikasi khusus dipersiapkan untuk membantu pengamanan di lokasi utama kejadian.

Empat warga Sulawesi menjadi korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya yang terjadi di Kali Yigi-Kali Auruk, Distrik Yigi, Ka

Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi mengatakan, penyerangan ini berlangsung pada pagi tadi sekitar pukul 06.15 WIT.

Wiranto menjelaskan bahwa ada penggunaan bahan peledak dalam operasi di Nduga. Hanya saja dalam bentuk granat pelontar, bukan bom.

Darmin berharap insiden tersebut tidak mengurangi semangat pemerintah, kontraktor maupun para pekerja untuk tetap mengerjakan proyek-proyek infrastruktur.

Matius Palinggi sebenarnya termasuk satu di antara sebelas pekerja PT Istaka Karya yang sempat lolos dari tembakan membabi buta KKSB.

Untuk menuju lokasi saja, harus ditempuh dengan berjalan kaki karena memang kondisi geografis yang terdiri dari bukit dan hutan.

Korban kekejaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) teridentifikasi atas nama Matius Palinggi yang merupakan juru masak di camp Istaka Karya.

PT Istaka Karya bukan kali pertama membangun infrastruktur di Papua. Belasan tahun lalu kami pernah membangun jalan di sana. Termasuk gedung pemerintahan.