JawaPos.com – Pekan depan, Dinas Pendidikan Surabaya memastikan menggelar PTM 100 persen untuk pendidikan setingkat SD dan SMP. Beberapa daerah lain, termasuk Pangandaran di Jawa Barat, juga mengambil langkah serupa.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyerukan kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PTM 100 persen untuk tetap mengutamakan perlindungan bagi anak-anak. IDAI ingin memastikan semua anak terlindungi dari ancaman virus Covid-19, terutama varian Omicron.
Ketua Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso menyatakan bahwa data dari negara-negara di Afrika dan Eropa, plus Amerika Serikat (AS), menunjukkan tren pertumbuhan kasus pada anak. Indonesia pun tidak bisa mengabaikan alarm tersebut. ’’Untuk PTM 100 persen, guru dan petugas sekolah harus sudah menerima vaksinasi lengkap Covid-19,” tegasnya kepada Jawa Pos.
Dia juga meminta supaya anak-anak yang boleh PTM hanyalah yang sudah menerima vaksinasi lengkap. Yakni, dua dosis atau dua kali suntik.
Lebih detail, IDAI meminta PTM untuk anak usia 12–18 tahun selalu memperhatikan grafik angka kasus Covid-19 di daerah masing-masing. Piprim menegaskan bahwa PTM 100 persen bisa dilaksanakan asal tidak ada transmisi lokal Omicron.
Opsi PTM dengan metode hybrid, 50 persen daring dan 50 persen luring, juga terbuka. Khusus untuk anak didik usia 6–11 tahun, IDAI menyebut PTM di luar ruangan alias outdoor sebagai pilihan yang paling ideal. ’’Fasilitas outdoor yang dianjurkan adalah halaman sekolah, taman, lapangan olahraga, atau ruang publik terpadu ramah anak,’’ bebernya.