JawaPos.com – Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI menyapa sahabat kebangsaan di Universitas Kristen Indonesia (UKI). Dalam sapaannya, MPR mengajak sahabat kebangsaan untuk membangun optimisme bangsa.
“MPR menyapa sahabat kebangsaan agar kita semua bisa menghadirkan optimisme sebagai sebuah bangsa. Kita bangun optimisme bersama-sama maka ini akan menjadi suatu kekuatan. MPR mengajak sahabat kebangsaan untuk membangun optimisme sebagai sebuah bangsa Indonesia,” kata Budi Muliawan, SH, MH, Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Biro Humas dan Sistem Informasi MPR RI, dalam MPR RI Menyapa Sahabat Kebangsaan di Graha William Soeryadjaya, Universitas Kristen Indonesia (UKI), Selasa (23/11/2021).
MPR RI Menyapa Sahabat Kebangsaan bertema “Memahami Nilai-Nilai Kepahlawanan bagi Generasi Milenial” ini merupakan kerjasama Biro Humas dan Sistem Informasi MPR RI dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UKI. Turut hadir Wakil Rektor UKI Dr. Angel Damayanti dan narasumber F.X Gian Tue Mali, S.Ikom, M.Si (Ketua Program Studi Ilmu Politik Fisipol UKI).
Budi Muliawan mengatakan bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang. Sebab, kemerdekaan Indonesia dicapai melalui perjuangan bukan pemberian. Karena itu, Budi Muliawan menyebutkan pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenarnya. Sikap kepahlawanan antara lain semangat patriotisme dan nasionalisme yang tinggi, memiliki keberanian, membela keadilan dan kebenaran, menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan, serta rela berkorban untuk kepentingan bersama.
Sedangkan nilai-nilai perjuangan para pahlawan antara lain rela berkorban, tidak berputus asa, cinta tanah air, rasa kebersamaan dan berjiwa besar, sifat kepahlawanan, dan mendahului kepentingan umum dari kepentingan pribadi. “Pahlawan adalah orang yang rela berkorban, memperjuangkan kebenaran bagi bangsa dan negara. Kita diwariskan sebagai keturunan bangsa pejuang,” ujarnya. Salah satu contoh adalah masyarakat yang berjuang secara gotong royong menghadapi pandemi Covid-19 dengan cara saling berbagi dan memberi bantuan, masker dan sebagainya.
“Banyak hal-hal yang baik dan positif dari masyarakat Indonesia. Namun, persoalannya, hari ini kita dibanjiri dengan informasi-informasi hoaks. Jika informasi-informasi tidak benar itu didiamkan maka lama kelamaan informasi hoaks itu dianggap sebagai sesuatu informasi yang benar,” kata alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini.