Kutuk Pernyataan Edy Mulyadi, Anggota DPR: Norak! Kampungan!

25 Januari 2022, 12:01:27 WIB

JawaPos.com – Anggota DPR RI dari Dapil Kalimantan Utara, Deddy Yevri Sitorus mengutuk keras pernyataan eks caleg PKS Edy Mulyadi terkait Kalimantan yang akan menjadi lokasi Ibu Kota Negara (IKN). Menurut Deddy, apa yang disampaikan oleh Edy sangat menghina, menyakitkan, merendahkan dan tidak dapat dibenarkan dari sisi hukum, sosial maupun agama.

“Permintaan maaf saja tidak cukup. Harus dibawa ke ranah hukum,” ujar Deddy melalui keterangan tertulisnya, Selasa (25/1).

Oleh karena itu, Deddy berharap agar kepolisian segera melakukan upaya hukum dan tidak harus menunggu laporan dari masyarakat. Pasalnya, ucapan-ucapan yang dilontarkan Edy dilakukan dengan sengaja dan dengan kesadaran penuh. Dirinya yakin bahwa tujuan sebenarnya dari ucapan jahat dan provokatif itu memang dirancang untuk merendahkan pemerintah atas keputusan memindahkan IKN.

“Karena itulah mereka memilih kata-kata yang melecehkan seperti tempat jin buang anak, kuntilanak dan genderuwo, dan monyet. Hal itu untuk memperkuat argumen ketidaksetujuan mereka tentang pemindahan Ibu Kota Negara. Jadi, jelas bahwa memang mereka memilih kata-kata penghinaan itu dengan sengaja,” katanya.

“Edy Mulyadi itu kampungan dan norak menurut saya. Apa dia tidak tahu kalau jutaan orang datang dari Pulau Jawa dan dari seluruh penjuru Indonesia untuk mencari hidup di Kalimantan? Apa dia tidak tahu bahwa listrik, LPG dan BBM yang dia nikmati itu sebagian besar datang dari Kalimantan yang kaya dengan batu bara, gas dan minyak bumi?” tambahnya.

Sebagai gambaran, produksi minyak dari Kalimantan Timur saja 20.829 ribu barel di tahun 2019 dan menjadi 14.381 ribu barel di 2020. Sementara produksi gas bumi 240 .828 ribu mmbtu di 2019, dan 156.294 ribu mmbtu di 2020. SKK Migas di 2020 menyebut produksi migas dari Kalimantan dan Sulawesi menyumbang 12 persen produksi nasional.

“Apa dia tidak tahu bahwa Kalimantan menyumbang pendapatan negara yang sangat besar dari berbagai komoditas dan bahan baku industri? Apakah Edy Mulyadi tidak tahu bahwa Kalimantan itu adalah paru-paru dunia yang sangat penting secara global? Kalau sampai gak tahu, ya kebangetan,” kata politikus PDIP tersebut.

Untuk diketahui, luas hutan Kalimantan adalah 40,8 juta hektar sehingga kerap disebut sebagai salah-satu paru-paru dunia. Keberadaannya dinilai sangat strategis di tengah isu climate change saat ini.

Deddy berharap agar kasus ini dibuat terang benderang di muka hukum, tidak boleh dibiarkan begitu saja. “Orang-orang seperti Edy Mulyadi harus menerima ganjaran dari arogansi dan sikap jemawa yang luar biasa, seolah-olah mereka berada di atas hukum dan orang lain. Demokrasi itu ada batasnya, sikap kritis pun ada rambu-rambunya. Kita tidak boleh membiarkan anarki dan provokasi terus menerus mengisi ruang publik kita,” ungkapnya.

Editor : Banu Adikara

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads